Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, pondok pesantren siap menampung anak pengungsi Rohingya yang terpisah dari orangtuanya.
"Khusus bagi anak-anak yang terpisah dari orangtuanya atau bahkan orangtuanya sudah meninggal, pondok pesantren siap menampung mereka," kata sang menteri di Pondok Pesantren Al Mubarok, Wonosobo, Jawa Timur, pada Selasa 26 Mei 2015.
Dia menuturkan, banyak anak Rohingya yang kehilangan orangtuanya selama berminggu-minggu mereka berada di perahu saat melarikan diri dari negara asalnya, Myanmar.
"Anak-anak yatim piatu itu kita didik di pondok pesantren, karena pendidikan itu hak mereka. Khusus untuk anak-anak, karena ada yang sudah dewasa tentu akan ada penanganan dengan opsi yang berbeda," ujar dia.
Pemerintah Indonesia, kata dia, sudah berkomitmen membantu para pengungsi.
"Jadi kebijakan Presiden, pemerintah Indonesia, jelas ketika mereka sudah masuk wilayah Tanah Air maka demi kemanusiaan kita harus menyantuni mereka sebagai pengungsi," ujar dia.
"Dalam jangka darurat di depan mata adalah harus mengayomi mereka. Hal itu yang sudah dilakukan di Aceh," pungkas Lukman.
Berdasarkan data jumlah pengungsi Rohingya dan Bangladesh mencapai 1.759 jiwa di 4 titik dengan rincian sebanyak 564 jiwa di Punteut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
Sebanyak 672 jiwa ditampung di Pelabuhan Kuala Langsa Kota Langsa, 476 jiwa di Bireun Bayeun Kecamatan Rantau Selamat Kabupaten Aceh Timur dan sebanyak 47 jiwa di gedung milik Pemda Kabupaten Aceh Tamiang. (Ant/Ndy/Mut)
Energi & Tambang