Mega Dukung Palangkaraya Jadi Ibukota Negara

Mega mengatakan, wacana pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke provinsi lain sudah ada sejak Presiden Soekarno.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 28 Mei 2015, 17:13 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2015, 17:13 WIB
Megawati Soekarnoputri
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri memberikan pidato budaya dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Minggu (8/3/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri memberi kuliah umum di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Dalam pidato selama lebih dari 1 jam itu, Mega sempat menyinggung wacana pemindahan ibukota negara, yang masih terus dibahas hingga saat ini.

Menurut Mega, kondisi alam Jakarta saat ini sudah tidak layak menjadi ibukota negara. Apalagi masalah banjir di Ibukota tak kunjung tuntas.
‎
"Kalau Jakarta tiap hari makin terendam banjir, bukan saja karena rakyat tidak mau buang sampah pada tempatnya, tapi karena lautnya memang naik dan permukaan tanah yang terus mengalami penurunan," ujar Mega di Kantor ruang serbaguna, Lemhanas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (28/5/2015).

Mega mengatakan, wacana pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke provinsi lain sudah ada sejak pemerintahan presiden pertama Soekarno. Saat itu Bung Karno, menganggap Jakarta wilayah daratannya tergolong rendah dan sudah tidak layak menjadi ibukota negara maupun pusat pemerintahan.

B‎ung Karno menyebut kota Palangkaraya sebagai kota yang tepat dijadikan sebagai ibukota negara menggantikan Jakarta. "Karena Kalimantan Tengah merupakan garis khatulistiwa. Pas waktu Bung Karno menggagas dipindahkan ibukota ke sana, menurut saya sebenarnya itu tepat," kenang Mega.

Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga mengkaitkan wacana pemindahan ibukota negara, dengan masalah energi. Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Bila posisi Jakarta sebagai ibukota negara tetap ingin dipertahankan, pemerintahan harus membangun bendungan raksasa untuk menahan banjir rob di wilayah pesisir Jakarta.

"Saya mengatakan ke Presiden Jokowi, untuk membangun sea wall, reaktor untuk PLN di sana sudah diperhitungkan sedemikian rupa, dan sea wall-nya melindungi reaktor. Ternyata seperti yang kita tidak mau berpikir ke depan. Menurut saya, itu sudah diumumkan seperti air laut saat ini, akibat global warming, sudah naik 1 meter dan itu mungkin masih naik," jelas Mega.

Karena itu, kata Mega, menjadi penting dan tepat bila pusat pemerintahan yang selama ini berada di Jakarta dipindahkan ke Palangkaraya. Apalagi, di Palangkaraya yang tidak memiliki gunung api yang aktif.

"Saya setuju ibukota di Palangkaraya, karena Kalimantan pulau tua dan tidak kena ring of fire. Jakarta makin hari makin banjir, itu sebetulnya juga bukan karena ada yang buang sampah sembarangan, tapi karena permukaan tanah yang terus mengalami penurunan," pungkas Megawati. (Rmn/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya