Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 RIÂ Megawati Soekarnoputri memberi kuliah umum di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Dalam pidato selama lebih dari 1 jam itu, Mega sempat menyinggung wacana pemindahan ibukota negara, yang masih terus dibahas hingga saat ini.
Menurut Mega, kondisi alam Jakarta saat ini sudah tidak layak menjadi ibukota negara. Apalagi masalah banjir di Ibukota tak kunjung tuntas.
‎
"Kalau Jakarta tiap hari makin terendam banjir, bukan saja karena rakyat tidak mau buang sampah pada tempatnya, tapi karena lautnya memang naik dan permukaan tanah yang terus mengalami penurunan," ujar Mega di Kantor ruang serbaguna, Lemhanas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (28/5/2015).
Mega mengatakan, wacana pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke provinsi lain sudah ada sejak pemerintahan presiden pertama Soekarno. Saat itu Bung Karno, menganggap Jakarta wilayah daratannya tergolong rendah dan sudah tidak layak menjadi ibukota negara maupun pusat pemerintahan.
B‎ung Karno menyebut kota Palangkaraya sebagai kota yang tepat dijadikan sebagai ibukota negara menggantikan Jakarta. "Karena Kalimantan Tengah merupakan garis khatulistiwa. Pas waktu Bung Karno menggagas dipindahkan ibukota ke sana, menurut saya sebenarnya itu tepat," kenang Mega.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga mengkaitkan wacana pemindahan ibukota negara, dengan masalah energi. Seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Bila posisi Jakarta sebagai ibukota negara tetap ingin dipertahankan, pemerintahan harus membangun bendungan raksasa untuk menahan banjir rob di wilayah pesisir Jakarta.
"Saya mengatakan ke Presiden Jokowi, untuk membangun sea wall, reaktor untuk PLN di sana sudah diperhitungkan sedemikian rupa, dan sea wall-nya melindungi reaktor. Ternyata seperti yang kita tidak mau berpikir ke depan. Menurut saya, itu sudah diumumkan seperti air laut saat ini, akibat global warming, sudah naik 1 meter dan itu mungkin masih naik," jelas Mega.
Karena itu, kata Mega, menjadi penting dan tepat bila pusat pemerintahan yang selama ini berada di Jakarta dipindahkan ke Palangkaraya. Apalagi, di Palangkaraya yang tidak memiliki gunung api yang aktif.
"Saya setuju ibukota di Palangkaraya, karena Kalimantan pulau tua dan tidak kena ring of fire. Jakarta makin hari makin banjir, itu sebetulnya juga bukan karena ada yang buang sampah sembarangan, tapi karena permukaan tanah yang terus mengalami penurunan," pungkas Megawati. (Rmn/Ein)
Mega Dukung Palangkaraya Jadi Ibukota Negara
Mega mengatakan, wacana pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke provinsi lain sudah ada sejak Presiden Soekarno.
diperbarui 28 Mei 2015, 17:13 WIBDiterbitkan 28 Mei 2015, 17:13 WIB
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri memberikan pidato budaya dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Minggu (8/3/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Link Live Streaming Liga Champions, Rabu 27 November 2024 di Vidio: Slovan Bratislava vs AC Milan, Inter Milan vs RB Leipzig
3 Pemain yang Wajib Direkrut Ruben Amorim buat Tambal Kelemahan Manchester United
Siap Hadapi Tsunami, Kemadang Wakili DIY dalam Simposium Tsunami Dunia
7.125 Personel Gabungan Siap Amankan Pilkada Serentak di Lamongan
Sehari Jelang Pencoblosan, KPUD Garut Musnahkan Ratusan Surat Suara Pilkada 2024 yang Rusak
Hujan Diprediksi Guyur Lampung Saat Pilkada 2024, BMKG Minta Warga Waspada
Guru Madrasah Diserempet Mobil dan Ditembak Airsoft Gun di Jepara, Apa Motif Pelaku?
Penyelamatan Dramatis Pria di Bogor Terjebak Banjir di Atap Rumah
Tips Memperlambat Putaran Meteran Air: Panduan Lengkap 2024
Liga Champions: Bek Terlupakan Jadi Kartu Terakhir Arsenal pada Misi Krusial di Markas Sporting CP
Pelestarian Kebudayaan Dinilai Lebih Mudah dengan Memanfaatkan Teknologi
7 Tips Lolos Psikotes untuk Fresh Graduate, Begini Strategi dan Simulasinya