Kopassus Keroyok TNI AU Jangan Terulang Perlu Doktrin Ini

Doktrin tersebut kan mempunyai spirit persatuan antara 3 matra, yaitu TNI AD, TNI AU, dan TNI AL.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 03 Jun 2015, 11:59 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 11:59 WIB
Kopassus Tarik Pasukannya dari Lokasi Longsor Banjarnegara
Prajurit Kopassus. (Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - 4 Prajurit TNI Angkatan Udara (AU) dikeroyok beberapa anggota Kopassus pada Minggu 31 Mei 2015 di Kafe Bimo, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Akibatnya, Serma Zulkifli meninggal dan 3 lainnya luka-luka.

Anggota Komisi I DPR Sukamta menyayangkan terjadinya baku hantam antara prajurit TNI AU dengan anggota Grup II Kopassus itu. Agar kejadian tidak terulang, ia mendesak doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma harus terus disosialisasikan dan ditanamkan dalam jiwa setiap prajurit.

"Doktrin tersebut kan mempunyai spirit persatuan antara 3 matra, yaitu TNI AD, TNI AU, dan TNI AL. Dengan doktrin seperti ini, harusnya konflik-konflik antaroknum matra tidak lagi terjadi," kata Sukamta melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Apalagi, lanjut dia, saat ini perang tidak hanya terjadi secara simetris atau konvensional. Perang juga terjadi secara asimetris atau assymetrics warfare, yaitu bersifat lembut karena tidak hanya mencakup perang secara militer, namun mencakup 8 dimensi kehidupan yang sering disebut astagrata atau politik, ekonomi, sosial, budaya.

"Belum lagi tantangan perang froksi yang menggunakan pihak ketiga untuk menyerang negara kita. Mengingat tantangan yang berat seperti itu, harusnya kita semakin memegang spirit doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma tadi. TNI harus terus bersatu," ujar dia.

4 Prajurit TNI AU dikeroyok sekelompok orang pada Minggu 31 Mei 2015 di Kafe Bimo, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka di antaranya Serma Zulkifli dan Pelda Teguh Prasetyo. Saat itu, mereka baru saja berpisah dari rombongan prajurit lain setelah menghadiri acara reuni.

13 Prajurit TNI AU lainnya memutuskan kembali ke rumah. Sementara 4 lainnya ingin menghabiskan malam di Kafe Bimo.

Zulkifli sempat mendapat perawatan medis setelah dikeroyok, namun kemudian meninggal dunia. Jenazahnya diterbangkan dengan Hercules A-1327 dari Lanud Adisutjipto Yogyakarta ke Jakarta. Sedangkan Teguh masih kritis di rumah sakit. (Mvi/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya