Liputan6.com, Jakarta - Gugatan terhadap penolakan grasi oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang diajukan terpidana mati asal Prancis, Sergei Atloui, ditolak PTUN Jakarta. Meski demikian, pemerintah mengatakan hak hukum dari yang bersangkutan masih bisa ia gunakan.
"Apa yang kita lakukan adalah memberikan kesempatan beliau untuk memanfaatkan semua hak hukumnya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Gedung Kemlu, Jakarta, Kamis (25/6/2015).
Pria yang kerap dipanggil Tata ini menambahkan, mereka mengizinkan Prancis mengupayakan pembelaan dan perlindungan yang maksimum bagi warga negaranya itu.
"Kita akan lihat apa yang akan diminta, disampaikan pihak Prancis. Sampai saat ini kami belum dapat informasi, kami belum dapat surat dari Prancis," ujar dia.
"Kami tekankan, merupakan suatu hak dan kewajiban semua pemerintah untuk melindungi semua warga negaranya," sambung Tata.
Hal ini, kata Tata, sangat berdasar. Sebab, Indonesia juga melalukan upaya maksimal kalau ada warganya yang tersandung masalah hukum di luar negeri.
"Itu yang dilakukan Indonesia dan negara lain di mana Indonesia giat memperjuangkan dan mengamankan WNI yang punya masalah hukum di luar negeri," papar dia.
"Intinya Indonesia selalu mematuhi hukum yang berlaku di negara setempat. Semua negara yang ingin melindungi dan membantu warga negara yang alami masalah hukum tetap mengikuti koridor hukum di Indonesia," pungkas Tata.
Sergei Areski Atlaoui ditangkap pada 11 November 2005. Dia terlibat dalam operasi pabrik ekstasi dan sabu di Cikande, Tangerang, Banten. Dari pabrik itu, petugas menyita 138,6 kilogram sabu, 290 kilogram ketamine, dan 316 drum prekusor.
Sehari jelang eksekusi mati gelombang kedua, Sergei melakukan perlawanan dengan mengajukan gugatan penolakan grasi ke PTUN. Atas dasar itu, warga negara Prancis tersebut lolos dari timah panas tim eksekutor. (Ado/Sss)
Gugatan Grasi Sergei Ditolak PTUN, Kemlu Tunggu Respons Prancis
Pemerintah mengizinkan Prancis mengupayakan pembelaan dan perlindungan yang maksimum bagi warga negaranya itu.
diperbarui 25 Jun 2015, 18:51 WIBDiterbitkan 25 Jun 2015, 18:51 WIB
Keluarga terpidana mati kasus narkoba Sergei Atlaoui asal Prancis usai melakukan kunjungan di lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Jateng, Kamis (5/3). Jelang eksekusi, keluarga terpidana mati mendatangi Lapas Pulau Nusakambangan. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Akselerasi Proyek Hulu dan Investasi, SKK Migas Revisi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Steven Kandouw Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilihnya Sesuai Hati Nurani
Exit Poll Bisa Jadi Gambaran Hasil Pilkada 2024 sebelum Pengumuman Resmi KPU, Ini Alasannya
Sejalan dengan Kearifan Lokal, ACC Syariah Buka Cabang di Gorontalo
Pakai Dress Serba Putih saat Nyoblos ke TPS, Reihana: Layaknya Kanvas Kosong yang Bisa Dilukis Hal-Hal Baik
Kata Ulang Adalah: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap
Akankah Pilpres Namibia 2024 Lahirkan Presiden Perempuan Pertama?
Perjalanan Satgas UU Cipta Kerja, dari Pembentukan hingga Pembubaran
Koalisi Cek Fakta Gelar Pemeriksaan Fakta Serentak Saat Pemungutan Suara Pilkada 2024
Adu Gaya Selvi Ananda vs Nagita Slavina Saat Nyoblos Pilkada 2024
Pelayaran Tamarin Raih Kontrak Baru Rp 194,73 Miliar
Akar Kecanduan Gula pada Anak, Kebiasaan Minum Air Manis Sejak Bayi Jadi Salah Satu Penyebab