Bocah di Makassar yang Dianiaya Ayahnya Meninggal

Hampir seluruh masyarakat yang datang ke rumah duka tak dapat menahan air mata sedih di balik kisah tragis korban yang tewas di tangan ayah

oleh Eka Hakim diperbarui 08 Jul 2015, 14:59 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 14:59 WIB
penganiayaan anak
Ani (kanan) menangis meratapi kepergian anaknya, Mutiara Rumi (12), yang dianiaya oleh suaminya. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Setelah sehari terbaring kritis di ruang ICU RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Mutiara Rumi (12) meninggal dunia. Bocah yang dianiaya ayah kandungnya sendiri, Rudi (35), itu meninggal dunia pukul 07.00 WIB, Rabu (8/7/2015). Jenazahnya akan dimakamkan usai salat zuhur.

"Iya Pak, rencana dimakamkan usai salat zuhur ini," singkat Ani, ibu kandung korban, yang tampak menangis meratapi kehilangan anak perempuannya tersebut saat di rumah duka di Jalan Rappocini Lorong 1 gang 1, Makassar.

Tangis tak hanya keluar dari mata ibu dan kedua adik korban. Hampir seluruh masyarakat yang datang ke rumah duka tak dapat menahan air mata sedih di balik kisah tragis korban yang tewas di tangan ayah kandungnya sendiri.

Kepala Humas Polrestabes Makassar, Kompol Andi Husnaeni, kepada Liputan6.com, mengungkapkan penyidik telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut kasus penganiayaan itu. Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara.

Saksi yang telah diperiksa antara lain Rampo (60), tetangga korban, dan Daeng Ngerang, tetangga lainnya. Pada keterangannya, Rampo mengungkapkan peristiwa itu bermula saat korban meminta uang untuk membeli buku dan baju Lebaran kepada ayah kandungnya. Namun, pelaku marah-marah kepada korban.

Tidak hanya marah-marah, pelaku memukul korban dengan batang sapu dan balok sampai korban berteriak kesakitan sehingga akhirnya korban pingsan.

Sementara, Daeng Ngerang mengatakan, kejadian berawal pada saat korban pergi ke rumah neneknya di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Korban mengunci pintu rumah dan membawa kuncinya ketika pergi. Pelaku datang dalam kondisi mabuk. Dia marah karena tidak bisa masuk ke rumah.

"Setelah korban datang, pelaku langsung menganiaya korban dengan menggunakan sapu dan balok," kata Daeng Ngerang.

Selang beberapa menit, Ani yang merupakan ibu korban tiba di rumah dan melihat korban sudah tidak bergerak. Kemudian dia membawa korban ke RS Wahidin Sudirohusodo.

Anggota DPRD Kota Makassar asal fraksi Golkar, Abdul Wahab Tahir, mendesak agar pelaku diberi hukuman setimpal. "Sejahat-jahatnya hewan tidak akan pernah mau memakan anaknya sendiri, apalagi ini seorang ayah kandung. Apa yang ada di benaknya sehingga begitu tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri. Saya pribadi harap pelaku diberi hukuman mati saja," tegas Wahab yang juga Ketua Komisi A DPRD Makassar ini kepada Liputan6.com. (Bob/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya