Demi Air Bersih, Warga Wonogiri Rela Jual Ternak

Ngatmin mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dirinya hanya bisa mengandalkan droping air bersih dari tangki.

oleh Fajar Abrori diperbarui 06 Agu 2015, 07:51 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 07:51 WIB
20150804-Warga Muara Angke Antre Air Bersih-Jakarta
Sejumlah warga mengisi ember mereka dengan air bersih kawasan Muara Angke, Jakarta, Selasa (4/8/2015). Memasuki musim kemarau, warga kesulitan mendapatkan air bersih karena beberapa sumber air mengalami kekeringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Solo - Bencana kekeringan melanda 8 kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, warga pun mengandalkan dropping tangki air bersih dari pemerintah setempat. Warga juga rela menjual hewan ternaknya guna membeli tangki air bersih untuk kebutuhan rumah tangga mereka.

Ngatmin, Warga Ngrimbal, Paranggupito mengatakan, bencana kekeringan yang melanda sejak 2 bulan lalu menyebabkannya kesulitan mendapatkan air bersih. Bak penampungan air hujan yang biasanya diandalkan untuk kebutuhan air bersih, telah habis seiring berakhirnya musim penghujan.

"Saya merasa kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Selain tidak ada sumber mata air, bak penampungan tadah hujan juga sudah habis," kata dia di sela-sela penyerahan bantuan tangki air bersih dari PT Sido Muncul di Lapangan Gelaran, Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu 5 Agustus 2015.

Ngatmin mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dia hanya bisa mengandalkan droping air bersih dari tangki. Padahal harga 1 tangki air bersih mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu. Untuk bisa membeli air, jalan satu-satunya adalah menjual hewan ternak.

"Saya sudah menjual 1 ekor kambing yang dihargai Rp 600 ribu‎. Uang hasil penjualan kambing itu cukup untuk membeli 4 tangki air bersih. Yang menjual ternak untuk membeli air bersih tidak hanya saya, tapi banyak," keluh dia.

38 Desa Kekeringan

Sementara, Kepala BPBD Wonogiri ‎Bambang Haryanto menuturkan musim kemarau tahun ini menyebabkan 8 kecamatan di Kabupaten Wonogiri mengalami bencana kekeringan. Warga di 38 desa hanya mengandalkan pasokan air bersih dari dropping tangki.

"Salah satu kecamatan yang mengalami kekeringan itu Paranggupito. Di sana terdapat 8 desa yang mengalami kekeringan," kata dia.

Untuk mengatasi krisis air bersih tersebut, lanjut Bambang, BPBD telah melakukan bantuan dropping tangki air bersih di sejumlah bak penampungan milik warga. Pihaknya berharap ada bantuan dari pihak ketiga untuk menyerahkan bantuan dropping air bersih.

"‎BPBD telah melakukan bantuan dropping air bersih 264 tangki di titik-titik yang mengalami kekeringan. Untuk penyediaan air bersih itu, kami juga berharap adanya bantuan dari pihak ketiga untuk ikut membantu dropping air bersih," papar dia.

Bencana kekeringan yang melanda sejumlah daerah di Wonogiri pun mendapatkan respons dari produsen jamu, PT Sido Muncul. Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya menyerahkan bantuan 2 ribu tangki air bersih kepada sejumlah daerah di Jawa Tengah yang mengalami bencana kekeringan.

"Selain untuk dropping air bersih di Wonogiri, kami juga akan melakukan penyerahan bantuan dropping air bersih, ke sejumlah daerah lainnya yang mengalami kekeringan di Jawa Tengah, seperti Rembang dan Blora," ucap dia.

Sedangkan khusus Wonogiri, Irwan menyebutkan akan menyuplai kebutuhan air bersih kepada warga di 8 kecamatan 740 tangki air bersih. "Masing-masing daerah akan berbeda jumlah dropping tangki air bersihnya, tergantung jumlah penduduk di suatu daerahnya," jelas dia.

Selain memberikan bantuan dropping air bersih di wilayah Jawa Tengah, lanjut dia, PT Sido Muncul juga akan menyerahkan bantuan tangki air bersih di wilayah Jawa Timur, serta Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami kekeringan. (Rmn/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya