8.800 Hektare Sawah Terancam Gagal Panen

Pemprov telah berkoordinasi dengan Kementan dan dinas pertanian di 8 kabupaten/kota yang ada di Banten untuk mengatasi puso.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 07 Agu 2015, 12:35 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2015, 12:35 WIB
kering
Sawah yang mengering akibat kekeringan (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Banten telah dinyatakan sebagai wilayah darurat kekeringan. Bencana ini menyebabkan 200 hektare sawah gagal panen (puso) dan 8.800 hektare sawah lainnya terancam puso akibat kekurangan air.

"Saat ini ada 4 wilayah yang terkena puso, yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang," kata kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati, Jumat (7/8/2015).

Eneng mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dan dinas pertanian di 8 kabupaten/kota yang ada di Banten untuk mengatasi bencana puso.

"Namun mayoritas (puso) terjadi di (Banten) selatan, yaitu Lebak dan Pandeglang," tegas Eneng.

Gubernur Banten, Rano Karno, menyatakan, Banten dalam darurat kekeringan. Bencana kekeringan menimpa 61 kecamatan dari 155 kecamatan yang ada di 8 kabupaten dan kota di Provinsi Banten. Bahkan, para petani di Kota Serang beralih profesi menjadi pembuat batu bata agar dapur mereka tetap ngebul.

BMKG menginformasikan, El Nino menimpa Indonesia pada tahun ini. El Nino akan terus menguat dan mencapai puncaknya pada 2 bulan ke depan.

Proses penguatan El Nino terjadi secara perlahan dan dapat dideteksi melalui pengamatan di beberapa wilayah yang mengalami El Nino.

El Nino yang terjadi berujung pada bencana kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena kekeringan terjadi di wilayah-wilayah di hampir sebagian wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Selatan, hingga Papua. (Bob/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya