Bos Go-Jek: Kami Undang Pengemudi Grab Bike Bergabung

Nadiem pun berbangga hati setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menuturkan kehadiran Go-Jek menurunkan angka kemacetan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 14 Agu 2015, 19:25 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 19:25 WIB
20150814-6-Jajanan-Masa-Kecil
Ceo GO-JEK Indonesia Nadiem Makarim saat jumpa pres perekrutan pengendara Go-Jek di Hall A Basket Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/15). Fenomena ojek online dengan aplikasi di hanphone kini banyak diminati. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mengantongi dukungan dari pemerintah, Chief Executive Officer (CEO) PT Go-Jek Nadiem Makarim semakin percaya diri mengembangkan usaha ojek berbasis internet. Ia bahkan mengajak driver atau pengemudi ojek yang bernaung di bawah perusahaan kompetitornya, Grab Bike, untuk bergabung ke Go-Jek.

"Kami undang pengemudi Grab Bike untuk gabung di Go-Jek," ujar Nadiem di Hall A Stadion Basket Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).

Nadiem pun berbangga hati setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menuturkan kehadiran Go-Jek menurunkan angka kemacetan di Jakarta. Lulusan Universitas Harvard ini mengatakan, Go-Jek telah memberi kontribusi besar terhadap kondisi lalu lintas Ibukota yang hingga kini menjadi momok bagi Pemprov DKI Jakarta.

"Saya sempat kaget saat baca berita, Pak Wapres mengatakan estimasi 10% angka kemacetan turun berkat Go-Jek," kata dia.

Nadiem pun optimistis pemerintah akan merevisi Undang-undang Perhubungan, yang akan melegalkan moda transportasi roda dua sebagai angkutan umum yang legal. Ia menegaskan, Go-Jek akan selalu menjadi mitra pemerintah memajukan kesejahteraan rakyat.

"Go-Jek akan maju sebagai mitra pemerintah," tegas bos Go-Jek itu.

Menciptakan Gaya Hidup Baru

Nadiem mengklaim, saat ini inovasi angkutan roda dua berbasis online yang ia dirikan, sudah menjadi gaya hidup warga Jakarta. Kini masyarakat banyak meninggalkan kendaraan pribadinya, dan beralih menggunakan Go-Jek sebagai alternatif alat transportasi.

Dengan fenomena tersebut, Nadiem bertekad akan mengembangkan usahanya meski banyak pihak yang masih menolak kehadiran Go-Jek.

"Ini adalah lifestyle baru. Tidak perlu kendaraan pribadi untuk pergi ke mana-mana. Banyak karyawan yang sudah tidak membawa mobilnya untuk bekerja. Mereka memilih naik Go-Jek," kata Nadiem.

"Kita pantang mundur dan maju terus jadi mitra pemerintah dalam menciptakan sistem transportasi terpadu, untuk transportasi umum sekelas dunia yang terkoneksi aplikasi dan terintegrasi," sambung dia.

Selain itu, Nadiem mengatakan, kehadiran Go-Jek merupakan sejarah baru karena pertama kalinya usaha di sektor ojek dapat meningkatkan pendapatan pajak pemerintah. Sejak Go-Jek resmi sebagai perseroan terbatas (PT), pihaknya membayar pajak kepada pemerintah, dengan nominal yang tidak bisa dipublikasikan.

"Kami berani bersaing dengan perusahaan transportasi raksasa. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, sektor ojek bisa menyumbang pajak untuk pemerintah," ujar Nadiem.

Dengan berapi-api dan penuh percaya diri, pemuda 31 tahun ini yakin, aplikasi ciptaannya dapat memberikan sumbangsih besar bagi negara. Di tengah kondisi ekonomi tidak stabil, Go-Jek menjadi solusi pemerintah untuk menekan angka pengangguran. Sebab mampu membuka peluang kerja yang luas bagi masyarakat.

"Sektor (ekonomi) formal saat ini sedang mengalami penurunan drastis. Dengan makro ekonomi seperti itu, banyak saudara kita di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan bingung cari pekerjaan apa. Jadi ini manfaat hadirnya Go-Jek," imbuh dia.

Pria kelahiran 1984 ini mengatakan, perusahaan binaannya telah menafkahi 35 ribu rumah tangga di Tanah Air. Kualitas sumber daya manusia meningkat, dari yang buta teknologi akhirnya menjadi fasih memanfaatkan kecanggihan teknologi.

"Kita sudah menafkahi lebih dari 35 ribu rumah tangga, yang tadinya enggak tahu teknologi, enggak tahu menyentuh smartphone, akhirnya mereka jadi mampu menggunakan dan siap menghadapi abad ke-21," tutup Nadiem. (Rmn/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya