Jadi 7 Keajaiban Dunia, Taman Nasional Komodo Banjir Pengunjung

Kenaikan jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo dari tahun ke tahun, menurut Helmi, sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Sep 2015, 06:27 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 06:27 WIB
[Bintang] Tempat-tempat Ini Bikin Kamu Slow Hadapi Terompet Sangkakala
Pulau Komodo (Via: indonesia.tripcanvas.co)

Liputan6.com, Kupang - Pasca ditetapkannya Taman Nasional Komodo sebagai The New 7 Wonders of Nature pada 2012 lalu, kunjungan wisatawan ke tempat ini terus mengalami peningkatan.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Helmi mengatakan, kenaikan cukup pesat dirasakan pada 2014, di mana jumlah wisatawan domestik yang datang berkunjung mencapai 13.537 orang.

"Dimulai tahun 2011 saat orang mulai ramai kampanye Komodo, jumlah kunjungan sebanyak‎ 6.177 orang, ketimbang tahun sebelumnya hanya 2.965 orang. Jumlah wisatawan domestik makin meningkat hingga berjumlah 13.537 orang pada 2014 lalu," ujar Helmi di Kantor Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin 31 Agustus 2015.
‎
Kenaikan jumlah kunjungan ke Taman Nasional Komodo dari tahun ke tahun, menurut Helmi, sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar. Juga pendapatan Taman Nasional Komodo yang disetor ke negara.

"‎Penerimaan masyarakat bermacam-macam, mulai dari warung hingga penyewaan alat selam juga meningkat," ujar Helmi.

Selain itu, ramainya pulau yang berada di gugusan kepulauan Flores itu, juga membuat masyarakat beralih dari profesi yang semula sebagai nelayan, menjadi pemandu wisata atau natural guide bagi para turis yang datang ke Taman Nasional Komodo.
‎
"Saat ini total sudah ada 60 natural guide yang kita ambil dari warga lokal. Mereka ini kebanyakan merupakan putera daerah Labuan Bajo atau mereka yang dulunya menempati Pulau Rinca dan Pulau Komodo sebelum ditetapkan sebagai Taman Nasional," terang dia.

Tugas para natural guide itu, ungkap Helmi, selain memandu para wisatawan, juga memberikan penjelasan yang bersifat ilmiah dan karakteristik reptil raksasa itu.

"Karena ini merupakan satwa liar, jadi tidak ada istilah pawang. Kita ingin tetap menjaga keliaran satwa ini. Makanya selain memandu, kita juga memberikan pelatihan-pelatihan khusus pada mereka, menjaga turis agar aman," papar Helmi.

Dengan beralihnya mata pencaharian masyarakat, hal ini turut membantu dalam menjaga kelestarian lautan sekitar. Sebab, para nelayan lokal masih banyak yang menggunakan bom untuk menangkap ikan yang dapat merusak kekayaan laut.

"Tetapi setelah kami yakinkan dan lakukan pembinaan, sudah tidak ada lagi yang melakukan aktivitas tersebut di sekitar sini. Sekarang permasalahannya hanya pada nelayan dari luar wilayah yang kadang kala mencari ikan di sini," ucap Helmi.
‎
Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan Taman Nasional Komodo yang disetor ke negara juga ikut meningkat. Untuk tahun ini saja, pihaknya menargetkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 17 miliar hingga Rp 20 miliar.

Helmi mengaku optimistis dapat mencapai angka tersebut. Terlebih sejak Januari hingga Agustus saja,  PNBP di Taman Nasional Komodo sudah mencapai Rp 8 miliar. "Tahun sebelumnya itu PNBP TN Komodo hanya menyentuh Rp 5 miliar, jadi sudah terlihat progresnya sangat terlihat sekali," ujar Helmi. (Sun/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya