Turis Asing Minta Bangunan di Taman Nasional Komodo Dirobohkan

Kebedaraan bangunan-bangunan bersemen itu dianggap merusak kesan natural Taman Nasional Komodo.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Sep 2015, 07:09 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 07:09 WIB
Penggiat komodo Zeby Febrina berpose bersama komodo penghuni Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, NTT, Minggu (7/3).(Antara)

Liputan6.com, Kupang - Sejak didaulat sebagai 7 Keajaiban Dunia atau The New 7 Wonders of Nature pada 2012‎, nama Taman Nasional Komodo semakin dikenal oleh warga dunia. Promosi yang terus digenjot oleh pemerintah, membuat jumlah kunjungan turis baik lokal maupun mancanegara meningkat setiap tahunnya.

Menariknya, pengunjung yang paling banyak datang ke Taman Nasional Komodo justru turis asing. Kepala Balai Taman Nasional Komodo Helmi mengatakan, dalam 2 tahun ini saja, perbandingan jumlah turis asing dengan turis lokal sangat jauh. Selama 2014, turis asing yang berkunjung 67.089 orang. Sedangkan turis lokal hanya 13.537 orang.

"Tahun 2015 ini hingga Juni, jumlah kedatangan turis asing 34.216 orang. Sedangkan dari lokal hanya 8.365 orang. Sangat jauh kan perbandingannya," ujar Helmi.

‎Taman Nasional Komodo terdiri dari 3 pulau besar yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta 26 pulau besar/kecil lainnya. Taman Nasional Komodo juga memiliki 11 gunung atau bukit dan gunung yang tertinggi adalah Gunung Satalibo. Ketinggiannya sekitar 735 meter dari permukaan laut.

Keadaan alam yang kering dan gersang menjadi keunikan tersendiri di Taman Nasional Komodo. Padang savana yang luas, sumber air yang terbatas, dan suhu yang cukup panas, ternyata merupakan habitat yang disenangi oleh binatang purba Komodo. ‎

Sebagian besar Taman Nasional Komodo merupakan savana dengan didominasi pohon lontar (Borassus flabellifer). Beberapa tumbuhan yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusasp.), asam (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp)‎.
‎
Selain hewan purba Komodo, di taman nasional ini juga terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), ajag (Cuon alpinus javanicus), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis), 2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional Komodo.

Seorang turis asal Italia bernama Lydia mengaku takjub dengan keindahan alam Taman Nasional Komodo. Tapi, ia mengaku sempat kecewa ketika memasuki Taman Nasional Komodo. Penyebabnya, ada bangunan-bangunan seperti rumah berbahan semen dan gerbang masuk berbentuk Komodo yang juga berbahan semen.

"Ketika masuk sudah ada rumah megah dan ada gapura besar. Saya sempat berpikir, ini kebun binatang atau taman nasional?" ucap Lydia.

Ia berharap, bangunan-bangunan tersebut dirobohkan karena kebedaraannya dianggap merusak kesan natural Taman Komodo. "Mestinya dibiarkan saja natural seperti ini. Karena pulau ini kan rumah untuk ribuan Komodo, bukan untuk manusia," ucap dia.
‎
Lydia tidak mempermasalahkan kondisi iklim Taman Komodo yang sangat gersang. Menurut dia, para pengunjunglah yang semestinya menyesuaikan diri. "Saya melihat, walau panas para turis asing dari Eropa seperti saya tetap menikmati. Karena ini adalah tempat konservasi bagi ribuan jenis hewan dan tanaman," kata Lydia sambil menikmati buah asam yang tumbuh di sekitar Taman Nasional Komodo.

Taman Nasional Komodo merupakan aset nasional yang mendapat dukungan bantuan teknis untuk pengelolaannya secara internasional, dan telah ditetapkan sebagai situs Warisan Alam Dunia dan Cagar Biosfir oleh UNESCO.
‎
Potensi kehidupan laut di taman nasional ini terdiri dari 259 jenis karang dan 1.000 jenis ikan seperti barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang, dan lain-lain. (Sun/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya