Makna Bintang Kehormatan di Mata Sabam Sirait

Bagi Sabam Sirait, penghargaan Bintang Mahaputra Utama itu bukan satu-satunya tujuan dia berkiprah dalam perpolitikan Tanah Air selama ini.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 06 Sep 2015, 23:38 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2015, 23:38 WIB
Sabam Sirait
Politikus senior PDIP Sabam Sirait memperlihatkan Bintang Mahaputra Utama yang diterimanya di Istana Negara, menjelang HUT ke-70 Kemerdekaan RI. (Liputan6.com/Luqman Rimadi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menganugerahkan tanda kehormatan kepada politikus senior PDIP Sabam Sirait berupa ‎Bintang Mahaputra Utama di Istana Negara, Jakarta, jelang HUT ke-70 Kemerdekaan RI, beberapa pekan lalu. Para kerabat dekat Sabam pun membuat syukuran untuk merayakan gelar kehormatan yang diberikan Kepala Negara tersebut.

Saat ditemui Liputan6.com di sela-sela acara tersebut, Sabam mengaku penghargaan tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi dirinya, keluarga dan seluruh orang-orang dekat yang mengenalnya. Namun, ada hal yang membuat dirinya lebih bangga selain mendapatkan penghargaan tersebut.

"Ada sedikit kebanggaanlah. Tapi yang saya pikir, tanpa penghargaan itu juga saya tetap jadi warga negara. Saya akan bertahan jadi warga negara Indonesia sampai ujung bumi," ucap Sabam di lokasi acara syukuran di Gedung Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI) di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (6/9/2015).

Bagi Sabam, penghargaan bintang Mahaputra Utama itu bukan satu-satunya tujuan dia berkiprah dalam perpolitikan Tanah Air selama ini. Dia pun mengajak warga lainnya, untuk terus mencintai bangsa Indonesia tanpa tanda jasa.

"Penghargaan ini bukan buat saya saja. Semua orang kita mencintai Indonesia dan bekerja keras untuk Indonesia, bukan untuk Mahaputra saja," terang mantan anggota DPR RI itu.

Dia berharap tanda kehormatan ini diberikan bukan karena ia sebagai politikus PDIP, melainkan atas penelitian mendalam.

"Sebagai aktivis dan politisi, saya berterima kasih pada negara. Tentunya ini ‎pekerjaan berat buat yang memberikan atau yang menerima. Yang memberikan tanggung jawab, yang diberikan juga mengemban tanggung jawab," ujar Sabam yang hampir genap berusia 80 tahun.

Tokoh Pers Nasional, Surya Paloh memegang pundak anggota DPR RI Fraksi PDI-P, Sabam Sirait saat acara pemberian tanda kehormatan oleh Presiden Jokowi kepada tokoh nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pesan kepada Jokowi

Sebagai tokoh senior yang turut mendukung Jokowi saat Pilpres 2014 lalu, Sabam Sirait berharap Presiden dapat sukses memimpin pemerintahan hingga akhir periode kepemimpinannya.

"Saya berharap saudara Jokowi sukses melakukan tugasnya. ‎Mudah-mudahan dia berbuat baik dan semua menteri-menterinya, bahkan gubernur dan bupati jujur dan hidup jujur untuk membangun bangsa ini. ‎Sebab kalau kita jujur bekerja keras, kita akan bisa mengejar Thailand dan Malaysia dalam waktu dekat dan makin baik lagi," imbau dia.

Ia pun memandang, tantangan pemerintah saat ini jauh lebih berat dibanding dengan pemerintah sebelumnya. Terlebih kuatnya tekanan pengaruh ekonomi global yang membuat nilai tukar mata uang rupiah melemah dan berpengaruh terhadap harga-harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi.

"Pemerintah sekarang berat sekali, keadaan ekonomi internasional tidak mudah, ekspor kita susah, kebanyakan impor. Ekspor kita ke China turun, ke Amerika Serikat turun. Tapi saya optimis negara kita bisa maju kok, kita kaya raya dari Sabang sampai Merauke. Yang penting kita mementingkan kepentingan umum," ucap Sabam.

Sabam Sirait dan Megawati Soekarnoputri. (Antara/Fanny Octavianus)

Ketua Umum Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) Alida Handau Lampe ‎yang menjadi salah satu tokoh yang hadir dalam acara tersebut menganggap sebagai tokoh politik senior di Indonesia, Sabam pantas mendapatkan penghargaan tanda kehormatan tersebut. Menurut dia, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hudup Sabam Sirait.

"‎Sebagai tokoh nasional Kristen, beliau mempunyai hubungan baik dengan semua orang, walau berbeda visi tapi enggak harus frontal, walau kita tahu Orde Baru dia dimusuhi, tapi saat Pak Harto meninggal dia datang ke sana, sebagai tokoh yang human, banyak pelajaran kemanusiaan yang bisa diambil dari beliau," ucap Alida.

Alida pun berharap perjalanan hidup Sabam Sirait dapat menjadi teladan bagi generasi muda ke depan. "Ya tentu ini menjadi contoh tokoh bangsa. Hingga masa tuanya tidak ada masalah atau kasus-kasus yang banyak terjadi dari para politis saat ini," pungkas dia.‎ (Ans/Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya