Tak Tahan Hirup Asap, Balita 13 Bulan Diopname di Riau

Sudah 3 hari anak dari pasangan Yusri Afdal Kahar dan istrinya Desi R Yanti dirawat karena menderita radang paru-paru.

oleh M Syukur diperbarui 28 Sep 2015, 21:15 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2015, 21:15 WIB
20150918-Mahasiswa-Riau-Unjuk-Rasa-Kabut-Asap-Jakarta
Forum Mahasiswa Riau Jabodetabek (Fomari) melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (18/9/2015). Dalam aksinya mereka mendesak pemerintah untuk serius mengatasi kebakaran lahan di Riau. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Pekanbaru - Gibran Doktora Deysra, terbaring lemas di ruang perawatan Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru, Riau. Umurnya yang masih 13 bulan tak sanggup menghirup udara berkadar oksigen minimal. Penyebabnya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Pekanbaru.

Sudah 3 hari anak dari pasangan Yusri Afdal Kahar dan istrinya Desi R Yanti dirawat karena menderita radang paru-paru. Selama itu pula, Gibran dirawat dengan selang oksigen di hidungnya.

Menurut Yusri, Gibran sudah dirawat sejak Jumat 25 September. Suhu tubuhnya mencapai 40 derajat Celsius, disertai batuk dan pilek. Yusri tak bisa berbuat banyak, selain berdoa atas kesembuhan anak kesayangannya itu.

Yusri menyebut anaknya sejak Senin pekan lalu mengalami batuk dan pilek. Khawatir anaknya terserang ISPA, Yusri akhirnya memutuskan membawa anaknya ke Rumah Sakit Awal Bros Panam.

Di sana, balita malang ini diberi obat penurun demam. Namun itu bukan solusi, lantaran 3 hari berselang, kondisi Gibran justru kian memburuk.

"Jumat tengah malam anak saya demam tinggi. Kami memutuskan membawanya ke Santa Maria. Dokter menganjurkan agar anak kami dirawat. Malam itu juga Gibran langsung diinfus, hidungnya dipasangi selang oksigen dan selang uap agar lendir yang ada di hidung dan tenggorokan bisa berkurang dan pernapasannya bisa lancar," urai Yusri.

Sejak dirawat, kesedihan pasangan ini tak pernah berhenti melihat Gibran. Hal itu ditambah dengan pernyataan dokter yang menyebut anaknya menderita radang paru-paru. Penyebabnya adalah menghirup kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.

"Anak saya sudah lemas, untuk menangis saja sudah tak kuasa. Nafasnya sesak dan berat. Kadang-kadang mengigau. Betul-betul tak tega melihatnya. Belum lagi begitu banyak alat medis dipasang. Dokter bilang dia menderita radang paru-paru akibat ISPA parah," cerita Yusri.

Sejak masuk rumah sakit, Gibran harus dipasangi selang uap 3 kali sehari. Hal itu untuk membantu pernapasannya supaya lega. "Kalau tidak dipasang uap bisa bahaya. Nanti anak saya dirontgen, untuk melihat perkembangan kondisi paru-parunya,"ujar Yusri.

Yusri tak habis pikir karena sejak ada kabut asap anaknya terus di kamar dan tak pernah keluar rumah. Makanya Yusri heran kenapa anaknya tetap terserang penyakit kabut karena kabut asap.

"Lalu mesti bagaimana lagi masyarakat bertindak menanggapi asap ini. Kalau mau selamat dari penyakit ya jalan satu-satunya mengungsi. Karena meski di dalam rumah, toh asap juga masuk hingga ke dalam," pungkas Yusri. (Ron/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya