Liputan6.com, Jakarta - Kelompok radikal seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memanfaatkan kemajuan teknologi internet untuk menyebarkan pahamnya. Pakar Komunikasi dari Universitas Paramadina Henry Satrio menyebut ada cara jitu untuk mencegah penyebaran paham kekerasan itu.
Caranya, kata dia, dengan meniru cara kelompok radikal menyebar propaganda melalui dunia maya.
Artinya, propaganda dibalas propaganda. Apabila ISIS menebar paham radikal di dunia maya, maka pemerintah dan seluruh pihak juga bisa melawannya dengan membanjiri dunia maya tentang informasi dan tulisan-tulisan yang bertentangan.
"Kita tidak boleh ketinggalan dengan langkah ISIS yang telah merekrut ribuan anggotanya di seluruh dunia lewat dunia maya. Kita harus bisa mengimbangi dan melebihi propaganda mereka itu demi untuk melindungi generasi muda dari pengaruh-pengaruh paham negatif," kata Henry saat dihubungi di Jakarta, Rabu 7 Oktober 2015 malam.
Menurut dia, media sosial khususnya, memiliki pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat karena bisa mengarah langsung ke personal. Berangkat dari fakta itulah, Henry menilai perlawanan terhadap ISIS yakni juga dengan internet. Pengguna internet pun juga harus cerdas dalam memilah informasi.
Dia pun mengimbau, netizen harus bisa mengelola akun masing-masing dan menyeleksi pesan yang diterima secara selektif.
"Bila tidak dewasa dalam penggunaan media sosial, pasti akan sangat mudah dimasuki paham-paham baru, terutama paham kekerasan dan terorisme. Apalagi para generasi muda, yang haus dengan berbagai informasi dan bacaan," terang Henry.
Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai regulator adalah mutlak. Terutama, untuk mengurangi hal-hal yang berbau ISIS, baik itu propaganda dan pemberitaan yang ada di dunia maya. Namun, lanjut dia, pemerintah belum pernah mengomunikasikan imbauan kedewasaan dalam menggunakan media sosial.
Kendati demikian, Henry memberikan apresiasi kepada pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tentang sosialisasi pencegahan terorisme melalui dunia maya dengan pencanangan Tahun Damai di Dunia Maya.
"Apa yang telah dilakukan BNPT cukup efektif, terutama sosialisasi melalui Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tapi tentu saja itu harus terus digalakkan, karena ke depan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, dunia maya dan media sosial, juga akan semakin luar biasa," ucap Henry. (Bob/Ans)
Cara Jitu Basmi Propaganda ISIS di Dunia Maya
Menurut pakar komunikasi Henry Satrio, propaganda ISIS harus dibalas propaganda.
Diperbarui 08 Okt 2015, 06:37 WIBDiterbitkan 08 Okt 2015, 06:37 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Komisi VI DPR Minta BPK-Polri Turun Tangan Hitung Kerugian Kasus Takaran MinyaKita
Kisah Tobatnya Imam Mahdi Palsu Asal Garut
BUMN Gerak Cepat Distribusikan Bantuan untuk Korban Banjir Jabodetabek
Banjir di Berbagai Daerah, Bagaimana Islam Memandang Bencana?
Hati-Hati! 6 Hal Ini Bikin Kamu Cuma Dapat Lapar dan Haus selama Puasa Ramadan
Belum Mandi Junub Lewat Waktu Subuh, Apakah Puasanya Sah? Ini Kata Buya Yahya
Ragu soal Datangnya Imsak, Masih Boleh Makan Apa Harus Setop? Simak Kata UAH
Westin Wedding Fair 2025 Hadirkan Gaun Eksklusif dari Elie Saab Hingga Wong Hang Tailor
Jejak Timnas Indonesia di Piala Dunia: Partisipasi Hindia Belanda pada 1938 Masih Menjadi Acuan
Chef Beatrix Ajak Kreasikan Olahan Sagu Papua yang Disulap Jadi Menu Lezat untuk Keluarga
Rahasia Berdoa dengan Khusyuk di Bulan Ramadan agar Lebih Berarti
Waktu Sholat Bali Ramadhan 2025, Berikut Jadwal untuk Wilayah Denpasar