Bandara Timika Masih Diselimuti Kabut Asap

Jarak pandang di sekitar Bandara Timika hanya 1 kilometer.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Okt 2015, 07:33 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 07:33 WIB
M Syukur/Liputan6.com
Lintasan bandara Sultan Syarif Kasim Riau diselimuti asap (M Syukur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Timika - Kabut asap masih menyelimuti Timika, Papua, pagi ini. Jarak pandang sekitar Bandara Moses Kilangin, Timika pun masih terbatas. Akibatnya, aktivitas penerbangan belum bisa dilakukan di sini.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas III Timika, Dwi Christanto mengatakan jarak pandang di sekitar Bandara Timika hanya 1 kilometer.

Menurut dia, kabut asap yang masih menyelimuti Bandara Timika pada Rabu pagi dipengaruhi cuaca dingin di lokasi. Ini menyebabkan asap berkumpul dan tidak menyebar.

Selain itu, kata dia, ada lapisan inversi yang menekan dari atas, sehingga jarak pandang setiap pagi di Bandara Timika sangat rendah. Lapisan inversi terjadi karena udara panas berada di atas udara dingin dan membentuk kabut.

Kondisi ini bisa berubah pada siang hingga petang hari. Jarak pandang dapat mencapai 5 kilometer pada siang hari.

"Kondisi cuaca di Timika bisa lebih baik dengan catatan jumlah hotspot di wilayah Merauke berkurang dan aktivitas pemadaman kebakaran lahan lebih maksimal," kata Dwi kepada Antaranews di Timika, Rabu (21/10/2015).

Menurut dia, gangguan jarak pandang di Bandara Timika telah terjadi selama lebih dari sepekan. Kondisi ini memicu pembatalan sejumlah penerbangan ke berbagai rute tujuan, apalagi beberapa waktu belakangan, angin berhembus dari arah tenggara.

"Kita harapkan kegiatan pemadaman kebakaran lahan di sana bisa sukses agar penerbangan di Timika tidak terganggu," ujar Dwi.

Kabut asap ini merupakan kiriman dari kebakaran lahan di Merauke dan Mappi. Sesuai data yang diterima dari Satelit Terra dan Aqua, jumlah titik api atau hotspot di Papua hingga Maluku pada Selasa 20 Oktober 2015 terus bertambah. Kemarin, jumlah hotspot di Papua dan Maluku sebanyak 257 titik. Sedangkan pada Senin 19 Oktober 2015 tercatat 229 hotspot.

Mayoritas titik api terdapat di Pulau Yos Sudarso, Kabupaten Merauke dan perbatasan antara Kabupaten Merauke dan Mappi.

"Hingga sekarang masih banyak hotspot di wilayah itu," jelas Dwi.

Kecepatan angin di Timika pada Rabu pagi hingga petang diperkirakan mencapai 24 kilometer/jam dengan jarak pandang vertikal 400-500 meter.

Penerbangan di Bandara Timika ditutup total khusus untuk pesawat-pesawat berbadan lebar seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia sejak Kamis 15 Oktober 2015 karena kabut asap pekat.

Penerbangan pesawat Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia baru dibuka kembali ke Timika sejak Senin 19 Oktober 2015. (Bob/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya