Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Gatot Nurmantyo tak mau ambil pusing atas perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dan DPRD Bekasi yang menyeret-nyeret nama TNI. Gatot pun menegaskan, tak ada satupun anggotanya yang mengangkut sampah.
"Masyarakat kita sudah dewasa, lihat saja, ada enggak TNI yang angkut sampah. Kalau tidak ada buat apa kita sampaikan, kan gitu," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (26/10/2015).
Menurut Gatot, di era saat ini, tiap orang bebas untuk mengeluarkan pendapat. Namun, pendapat yang berbeda itu tidak perlu untuk ditanggapi satu per satu.
"Jadi gini, di alam demokrasi ini banyak yang sampaikan pernyataan, kalau tiap orang saya tanggapi, capek deh," tutur dia.
Sehingga dia tidak mau menanggapi masalah sampah yang membuat Ahok dan DPRD Bekasi bertengkar.
Meski demikian, Gatot menegaskan jangan sampai ada orang atau kelompok yang merendahkan profesi TNI. Bila berani berbuat demikian, artinya menghina presiden dan pantas mendapat hukuman.
Baca Juga
"Saya mau dibilang gila atau apa, orang lihat saya gila atau enggak, kalau bilang saya gila, artinya Presiden gila juga. Masa orang gila dijadikan panglima," kata Gatot.
Permintaan Ahok
Sebelumnya, Ahok membantah telah merendahkan TNI dengan berencana mengerahkan tentara untuk angkut sampah ke Bekasi. Dia pun membandingkan dengan kegiatan TNI beberapa waktu terakhir. Misalnya, ketika TNI membantu membersihkan Kali Ciliwung atau ketika TNI bertugas membantu memadamkan kebakaran lahan hutan di Sumatera dan Kalimantan.
"Saya tidak melecehkan. Kalau begitu ketika suruh TNI bantu kami bersihkan Ciliwung, apa itu melecehkan TNI? Sekarang yang mengatasi asap siapa? TNI bukan? Kenapa tidak dibilang menghina TNI suruh urusi asap? TNI tuh selalu turun ketika situasi darurat," jelas Ahok.
Ketua Forum Komunikasi Putra Putri TNI/Polri (FKPPI) Arif Bawono mengatakan, tidak sepantasnya Ahok melibatkan TNI dalam kisruh sampah dengan DPRD Kota Bekasi. Hal inilah yang membuat para putra/putri TNI merasa terhina.
Hal senada juga diutarakan Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta Saharuddin Arsyad. Dia mengaku tersinggung dengan pernyataan Ahok, sebab sejatinya TNI bertugas menjaga kedaulatan negara, bukan mengangkut sampah.
Oleh karena itu, Saharuddin meminta Ahok meminta maaf kepada seluruh prajurit atas ucapannya. Ahok diminta meminta maaf selama 3 hari. Bila tidak juga dilaksanakan, baik FKPPI maupun PPM akan melaporkan Ahok ke polisi.
Kisruh sampah DKI Jakarta ini berawal saat Ahok dituding melanggar perjanjian, karena truk pengangkut sampah ke Bantar Gebang, Bekasi beroperasi tidak pada jam yang ditentukan. Karena itu, DPRD Kota Bekasi berniat meminta penjelasan Ahok.
Ahok merasa tidak perlu ada yang dijelaskan kepada anggota dewan. Bila ada yang melanggar, pemkot harusnya menindak truk itu. Ahok bahkan mengancam menutup Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Tak hanya itu, dia juga mengatakan akan mengerahkan TNI mengangkut sampah ke Bekasi. (Nil/Mut)
Advertisement