Delegasi BKSAP DPR Kagumi Pusat Studi Desain Thailand

Thailand sudah menempatkan pengembangan ekonomi kreatif dalam rencana pembangunan nasional 2012-2016.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Nov 2015, 12:58 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 12:58 WIB
Delegasi BKSAP DPR Kagumi TCDC
Delegasi BKSAP DPR Mengagumi Thailand Creative Design Center (TCDC) (foto: dokumen BKSAP DPR)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR mengunjungi Thailand Creative Design Center (TCDC) di Kota Bangkok, Thailand. Kunjungan itu sebagai salah satu upaya untuk mempelajari kesiapan negara tetangga dalam menyambut pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dalam kunjungan pada Rabu 18 November 2015, sasaran utama yang ingin dicapai melalui kunjungan ini adalah penyusunan rekomendasi pengembangan sektor industri kreatif untuk meningkatkan daya saing nasional.

Ketua Delegasi BKSAP DPR Andika Pandu Puragabaya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/11/2015) mengatakan, di Indonesia ide untuk mengembangkan ekonomi kreatif mulai mengemuka sejak 2005.

Yaitu, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pentingnya pengembangan sektor ekonomi kreatif dalam pembukaan INACRAFT. Badan Ekonomi Kreatif di Indonesia juga baru saja didirikan tahun ini.

Sementara, kata dia, Thailand sudah menempatkan pengembangan ekonomi kreatif dalam rencana pembangunan nasional 2012-2016.

Pendirian TCDC

TCDC didirikan sebagai salah satu sarana edukasi yang menyediakan berbagai fasiltas untuk mendukung sektor industri kreatif, yaitu ruangan eksibisi, ruangan seminar, perpustakaan, pusat riset, dan pusat data material desain.

Pengunjung TCDC dapat melakukan riset desain dari berbagai aspek, seperti material, tekstil, peralatan, teknologi digital, dan pengembangan keahlian. Ribuan literatur dan inspirasi untuk keperluan riset dapat diperoleh dari perpustakaan desain yang sangat nyaman bagi para pengunjung.

Untuk mengakses perpustakaan, biaya keanggotaan yang diberlakukan adalah 640 Baht atau sekitar Rp 250 ribu per tahun untuk mahasiswa, dan 1.200 Baht atau sekitar Rp 500 ribu per tahun untuk para profesional.

"Konsep TCDC ini patut kita contoh. Saya rasa kita belum memiliki tempat studi desain yang komprehensif seperti ini," ujar politikus Golkar Indra Hananto yang turut serta dalam kunjungan tersebut.

"Ide dasarnya sederhana, tapi diimplementasikan di Bangkok dengan baik. Salah satu masalah yang sering kita hadapi di Indonesia adalah proses eksekusinya," tambah Indra.

TCDC Bangkok juga telah mendirikan Material ConneXion', yaitu tempat yang menyediakan sekitar 7.500 koleksi bahan/material desain. Material ConneXion' Bangkok merupakan pusat basis data material satu-satunya yang berada di Asia Tenggara.

Basis data tersebut juga dapat diperoleh secara online dengan biaya US$ 250 per tahun. Saat ini, ada kurang lebih 7.000 anggota yang terdaftar sebagai pengguna, termasuk perusahaan ternama seperti BMW dan Estee Lauder.

Selain menyediakan fasilitas riset, TCDC juga kerap memperkenalkan konsep keberlanjutan pada penggunaan material desain, salah satu contohnya adalah bahan leather yang terbuat dari daun palem, dan kebetulan berasal dari Indonesia.

Bahan lainnya yang dapat digunakan atau dibentuk menjadi material leather adalah jamur. Apabila diolah dengan baik, keduanya akan memiliki tekstur yang sangat mirip dengan material kulit sapi atau kambing. (Mvi/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya