Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus meneliti satu per satu anggaran yang ada di setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Hasilnya, pria yang karib disapa Ahok itu menemukan masih ada jajarannya nakal.
Dari penyisiran itu Ahok menemukan cara baru bawahannya untuk tetap dapat mencuri uang. Seperti yang terjadi di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Kecurigaan dinilai terjadi saat ada anggaran puluhan miliar untuk pembelian bunga. Tapi di sisi lain, pembibitan milik dinas belum siap.
"Taman juga kacau balau deh. Dia pengen beli bunga puluhan miliar buat disulamin. Saya bilang kamu punya pembibitan gimana? Pembibitan belum siap," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (21/11/2015).
Selain itu, ada lelang untuk swakelola bunga. Dalam anggaran dicantumkan Rp 200 juta. Dengan anggaran ini lelang tidak akan dilakukan karena bisa melakukan penunjukan langsung.
"Swakelola beli bunga semua diatur penunjukkan langsung Rp 200 juta. Sama aja maling kecil-kecil gitu lho. Kalau mau lelang saya bilang, kerja sendiri. (Tapi) Mereka enggak bisa kerja sendiri, kalau gitu buat apa ada insinyur begitu banyak," lanjut Ahok.
Baca Juga
Selain itu, untuk penghijauan trotoar juga tidak mau menggunakan e-catalog. Mereka, kata mantan Bupati Belitung Timur itu, lebih suka lelang dengan harga yang sangat kecil. Sehingga memungkinkan penunjukan langsung kepada perusahaan tertentu untuk mengerjakan.
"e-catalog juga enggak mau. Saya bilang lelangnya paket gede saja langsung Rp 10-20 miliar. Satu sudin Rp 30 miliar lelang, jadi yang dapet perusahaan gede, macam-macam bisa saya hukum," ujar dia.
"Kalau sekarang abang-abang taman yang borong pakai CV, PT yang di bawah Rp 12 juta tunjuk langsung. Makanya taman Jakarta enggak beres-beres saya bilang," pungkas Ahok. (Ndy/Mut)