Liputan6.com, Jakarta - Pada saat Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR menggelar sidang terkait kasus dugaan 'Papa Minta Saham', para demonstran menggelar aksi di luar gedung DPR, Jakarta. Mereka pun sempat terlibat bentrok dengan kelompok demonstrasi lain.
Kabar itu pun menjadi informasi terpopuler sepanjang Rabu 16 Desember 2015. Selain itu, ada informasi lainnya yang tak kalah menarik. Yaitu hamparan eceng gondok di Bantul, Yogyakarta, yang menjadi magnet selfie.
Bagaimana ulasannya? Berikut 3 berita terpopuler dari kanal News yang dihimpun Liputan6.com, Kamis 17 Desember 2015:
Advertisement
1. Sempat Bentrok, Demo MKD di Depan Gedung DPR Bikin Macet
Ratusan orang dari berbagai elemen masyarakat berunjuk rasa di depan gedung DPR. Demo dilakukan bertepatan dengan sidang putusan skandal 'Papa Minta Saham' oleh MKD.
Ada sejumlah kelompok yang berunjuk rasa di depan gedung DPR ini. Yakni Aliansi Aksi Bersih-Bersih, Jaringan Pemantau Kewenangan (JPK), Aliansi Tarik Mandat (ATM), serta Aliansi Masyarakat dan Pemuda Anti Korupsi (Ampak).
Suasana sempat memanas lantaran sejumlah kelompok itu berbeda pandangan. Bahkan massa JPK dan ATM sempat bentrok lantaran saling ejek saat menyuarakan pendapat di muka umum. JPK merupakan kelompok pro pemerintahan Jokowi-JK. Sementara ATM ingin Jokowi-JK lengser dari pemerintahan.
2. Asal Mula Hamparan Eceng Gondok Jadi Magnet Selfie di Bantul
Keindahan taman bunga amarilis di Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, menjadi magnet masyarakat yang ingin berfoto. Kini, hamparan eceng gondok di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, punya daya tarik yang sama.
Adalah Karsono, pemilik taman bunga enceng gondok berwarna ungu itu. Ia menuturkan, hamparan enceng gondok di lahan seluas 100 meter persegi itu awalnya ditanami tanaman padi. Namun setelah gempa tahun 2006 silam, tumbuhan padi masih bisa tumbuh subur di sawahnya.
Setelah 2 tahun berjalan, kondisinya mulai berubah. Sawahnya bisa mendapat pasokan air namun tidak bisa membuangnya.
3. Diminta Amien Rais Bersikap Laki-laki, Setnov Malah 'Menghilang'
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menitipkan pesan kepada Ketua DPR Setya Novanto yang diduga melanggar kode etik terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Pesan itu agar Setya Novanto tak mundur dari kasusnya dan bersikap seperti laki-laki.
Saat rapat paripurna DPR terkait pembahasan Revisi UU KPK dan RUU Tax Amnesty, anggota Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat meminta agar usulan Revisi UU KPK tidak disepakati. Sebab, DPR tengah menjadi pergunjingan dan sorotan publik terkait kasus 'Papa Minta Saham'.
"Pada saat suasana sekarang, di mana masyarakat sedang memperhatikan DPR, mungkin Yang Mulia (pimpinan DPR) tidak menyadarinya. Di mana Yang Mulia saja menjadi bahan lelucon masyarakat. Menyatakan Yang Mulia, tapi perlakuannya tidak mulia," ujar Martin dalam rapat paripurna di gedung DPR, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.