Ahok Kesal Masih Ada Wali Kota Tutupi Kesalahan Bawahan

Oleh karena itu, Ahok terus menyiapkan PNS mudah untuk mengisi posisi strategis.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 11 Jan 2016, 15:04 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 15:04 WIB
Ahok
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Liputan6.com, Jakarta - 'Cuci gudang' pejabat yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama  atau Ahok rupanya belum cukup membuat jera para pegawai negeri sipil nakal. Bahkan ada pejabat masih suka menutupi kesalahan bawahannya.

Hal tersebut membuat Ahok semakin geram.

"Wali kota juga enggak bagus-bagus banget. Ada beberapa wali kota yang payah. Dia cuma ngeles gitu lho," ungkap Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (11/1/2016).

Mantan Bupati Belitung Timur itu bisa melihat dari kinerja para camat. Misalnya, satu kecamatan ada 6-7 kelurahan. 2 kelurahan di antaranya sangat bersih, sedangkan lainnya sangat jorok. Kalau sang camat peka terhadap masalah, dia bisa langsung memanggil lurah untuk menjelaskan kondisi yang timpang itu.

"Kalau camat mau kerja nih, goblok aja bisa bedain kok. Kok kelurahan ini bersih yang lain jorok? Panggil aja lurahnya. Tanya masih mau enggak (jadi lurah), ini juga masih belain mulu," imbuh Ahok.

Pria berkaca mata itupun memperhatikan betul perpindahan pejabat baik di tingkat lurah, camat, maupun wali kota. Ada beberapa perputaran yang disengaja karena ada faktor kedekatan sehingga kinerja tidak lagi diperhatikan.

"Misalnya ada lurah kurang bagus, mungkin ada setoran atau hubungan pribadi saya enggak tahu, paham-paham sama wali kota lain, pindahin ke wali kota lain. Karakter males ya males aja. Itu mah mesti dipecat," tegas Ahok.

"Makanya saya bilang, nanti camat yang lurahnya enggak sama rata nih bersihnya, camatnya saya pecat. Kalau sudah beberapa camat saya pecat, wali kota saya anggap menyembunyikan ada sesuatu, ya sudah pecat wali kotanya. Makin ke sini makin enggak ada pilihan. Pecat, pecat, pecat aja sudah," imbuh Ahok.

Oleh karena itu, suami Veronica Tan itu terus menyiapkan PNS mudah untuk mengisi posisi strategis. Tes terus dilakukan sehingga begitu ada posisi yang kosong langsung bisa diisi.

"Kita hasil tes 100 orang, paling 15 yang bagus. Yang bagus pun golongan rendah, ya sudah saya balik karena golongan rendah, saya balik strateginya. Bukan sudin pegang peranan, tapi lurah, jadi lurah wilayah. Masyarakat ada sakit, enggak sekolah, rumah mau roboh, ada masalah lingkungan, genangan, lurah yang harus tanggung jawab. Lurah enggak mau beresin ya lurah harus dipecat," pungkas Ahok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya