Mantan Anggota: Gafatar Pernah Bersumpah Kembali ke Ajaran Islam

Tapi mereka tak menempati sumpah itu.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jan 2016, 09:41 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2016, 09:41 WIB
Semua Tentang Gafatar
Ormas Gafatar yang dilambangkan dengan gambar matahari bersinar itu dideklarasikan pada 21 Januari 2011.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Daerah Istimewa Yogyakarta pernah bersumpah untuk kembali ke ajaran Islam. Janji itu dilakukan pada 2012.

"Sumpah tersebut disampaikan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak lama setelah deklarasi kepengurusan DPD Gafatar DIY," kata mantan anggota Gafatar yang meminta namanya tidak disebut di Yogyakarta seperti dikutip Antara, Kamis (14/1/2016)

Menurut dia, sumpah tersebut dilakukan setelah ada imbauan dari aparat kepolisian, yang mencurigai ajaran organisasi tersebut menyimpang.

"Tetapi tidak tahu kenapa ternyata mereka tidak menepati sumpah tersebut, dan tetap melakukan ajaran yang diyakini kelompok tersebut sampai sekarang," kata dia.

Pria yang juga praktisi di bidang hukum itu, mengaku memilih keluar dari Gafatar pada 2012 karena merasa ajaran tidak sesuai dengan akidah Islam.

"Saya mengundurkan diri dari Gafatar tidak lama setelah bergabung, saya mundur karena ajarannya tidak sesuai dengan akidah Islam yang sudah saya pelajari sejak kecil," lanjut dia.


Ia menyebutkan, ajaran yang tidak sesuai tersebut di antaranya salat tidak 5 waktu dan hanya salat malam atau Qiyamulail yang dilakukan tanpa menghadap kiblat.

"Kemudian tidak menjalankan puasa dan salam yang dilakukan dengan mengucapkan kalimat damai sejahtera," ujar dia.

Ia mengatakan, Gafatar mengajarkan kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran yang digabung-gabungkan.

"Kemudian anggota yang masuk namanya diganti, misal ada yang namanya diganti menjadi Zibril dan Michael," lanjut dia.

Deklarasi DPD Gafatar DIY, kata dia, dilakukan secara besar-besaran di salah satu hotel bintang lima di Jalan Solo Kilometer 8,5 Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman pada 2012, dan dihadiri seluruh pengurus maupun anggota.

"Kalau tidak salah ada mantan pejabat yang hadir dalam deklarasi tersebut, bahkan setelahnya sempat bekerja sama dengan mantan pejabat itu dalam kegiatan aksi sosial," ujar dia.

Dia mengatakan, DPD Gafatar DIY dirintis oleh seorang perempuan. Seorang pengacara senior di DIY dan Ketua DPD Gafatar DIY juga dijabat anaknya.

"Bahkan informasi yang saya dapatkan kantor pengacara tersebut yang berada di daerah Purwanggan Pakualaman, Kota Yogyakarta juga sudah dijual untuk operasional kegiatan Gafatar termasuk untuk eksodus ke Kalimantan," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya