Liputan6.com, Balikpapan - Fajrun bin Slan (20 tahun) sudah dua tahun terakhir ini tinggal bersama mertuanya di Perum Herr I Jalan Swadaya 1, No 24, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pria yang berprofesi sebagai guru mengaji di Masjid Al Ikhwan Balikpapan Baru ini mengawini putri, seorang pengusaha properti yang lumayan terpandang di Balikpapan, Nurjamal.
"Keluarga mertuanya orang terpandang di sini," kata tetangga sebelah rumahnya, Ujang Dirga (usia 67 tahun) pada Liputan6.com, Sabtu (16/1/2016).
Tanpa ada perlawanan apa pun, Detasemen Khusus (Densus) 88 membekuk Fajrun dini hari saat menuju masjid guna menunaikan ibadah salat subuh.
Baca Juga
Personel Densus bersama Polda Kaltim langsung memborgol pria asal Ambon serta memasukkannya ke dalam mobil panser yang ternyata memang sudah dipersiapkan sejak kemarin malam.
"Tangan terborgol, dia dimasukkan dalam mobil panser polisi. Keluarganya kemudian ikut mengiringinya dalam pemeriksaan polisi," ungkap Ujang.
Fajrun dituduh sebagai salah seorang teroris yang sering meresahkan masyarakat saat ini. Apalagi Jakarta baru saja diguncang serangan bom dan penembakan.
Namun sebenarnya, Fajrun sudah lama menjadi incaran polisi sejak dari Poso hingga menjadi guru mengaji di Masjid Al Ikhwan, Balikpapan Baru.
Bangun Rumah Pengawasan
Untuk mengawasi gerak-gerik Fajrun, polisi bahkan membangun setidaknya 4 rumah baru di Perum Herr I yang dipergunakan untuk mengawasi gerak-gerik Fajrun selama tinggal bersama mertuanya.
"Empat rumah ini semuanya milik polisi, termasuk yang saya tempati. Komandan biasanya tinggal di sebelah rumah saya ini. Sekitar sini polisi semua yang menempati," papar Ujang.
Konsekuensi menumpang, Ujang mengaku rutin melaporkan setiap gerak gerik Fajrun selama 2 tahun terakhir ini.
Termasuk saat Densus 88 memutuskan menangkap tersangka aksi terror di rumah mertuanya.
"Saya sudah dihubungi sejak magrib untuk melaporkan keberadaan Fajrun. Polisi sejak sore hingga malam hari terus berkeliaran di sekitar rumahnya," papar Ujang.
Sosok Fajrun memang dikenal misterius, di mata tetangganya selama dua tahun menjadi menantu Nurjamal.
Selama ini, tidak ada satu pun tetangga yang mengetahui nama lengkap pria satu ini yang berasal dari Poso Sulawesi Tengah.
Dua hari sebelum penangkapannya, Fajrun diketahui baru saja pulang dari Poso untuk urusan suatu pekerjaan.
Advertisement
Saat itu, ada kiriman paket yang diketahui berisikan benda sejenis serbuk belerang untuk pembuatan petasan.
"Kebetulan paketan kirimannya itu, saya yang menerima. Isinya adalah paketan bahan untuk pembuatan petasan," ungkap Ujang.
Guru Ngaji
Aktifitas Fajrun memang banyak dihabiskan menjadi guru ngaji di Masjid Al Ikhwan Balikpapan Baru. Lingkungan perumahan elit Balikpapan ini mengenal Fajrun sebagai sosok yang ramah pada semua orang.
"Kami mengenalnya sebagai orang yang ramah dan tak bermasalah, tapi semua orang di sini memang ramah semua," kata Bendahara Yayasan Al Ikhwan, M Ali yang mengaku tidak mengenal dekat dengan Fajrun.
Namun demikian, Ali memastikan Fajrun ini bukan menjadi salah satu tenaga pengajar Al Ikhwan yang membawahi pendidikan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar.
"Fajrun ini hanya aktif sebagai guru ngaji di masjid Al Ikhwan. Kalau jadi guru ngaji di sana tentunya menjadi urusan pengelola masjid. Kami hanya mengurusi tenaga pengajar di sekolah Yayasan Al Ikhwan saja," tegas Ali. Â
Kapolda Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Safaruddin mengatakan, polisi langsung menahan tersangka, karena disebut-sebut sering bepergian ke Poso.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti aksi teror seperti pupuk, bubuk mesiu, laptop, iPad, selebaran seruan jihad, amunisi, selongsong peluru, parang, samurai dan ratusan paku.
Bersama tersangka, Safaruddin menyatakan, pihaknya juga memeriksa keluarga tersangka terdiri istri dan kedua orang mertuanya.
Pemeriksaan terduga teroris ini dilaksanakan di Markas Komando Brigadir Mobil Polda Kaltim.
"Sekarang ini masih diperiksa di Brimob, nanti akan dibawa di Jakarta untuk diperiksa," ucap Safaruddin.
Safaruddin juga mengatakan, Densus 88 yang memimpin aksi penangkapan terduga teroris di rumah mertuanya. Polda Kaltim hanya mem-back up agar proses penangkapan tersangka ini berjalan lancar.
"Saya hanya bisa bicara sebatas itu saja, sisanya silakan bertanya pada Densus langsung," Safaruddin menandaskan.Â