Densus 88 Bekuk Terduga Teroris di Bekasi

Pria yang diperkirakan berusia 30 tahun itu ditangkap tanpa perlawanan.

oleh Thariq Gibran diperbarui 23 Jan 2016, 00:45 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2016, 00:45 WIB
Densus 88 Antiteror Polri
Densus 88 Antiteror Polri menggeledah rumah kos di‎ Dusun Gerdu, Desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (13/8/2015). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Bekasi - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri kembali mengamankan terduga teroris di sebuah kontrakan Gang Masjid Jalan Tengah RT 04/01, Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (22/1/2016) malam tadi.

Informasi yang dihimpun Liputan 6.com di lokasi, terduga teroris tersebut bernama Ronal alias Alfan. Pria yang diperkirakan berusia 30 tahun itu ditangkap tanpa perlawanan. Dia baru menumpang tinggal 3 hari di lokasi tersebut.

Rahmat (21) adik pemilik kontrakan mengatakan, pelaku terduga teroris itu tinggal hanya menumpang di kontrakan milik kakaknya yang baru 4 bulan tinggal. Namun saat penangkapan dia tidak ada di lokasi.

"Kalau yang ngontrak namanya Beni yang merupakan tukang parkir di pasar Bantargebang, tapi yang ditangkep bukan dia melainkan temannya yang baru 3 hari datang dan tinggal," kata Rahmat kepada Liputan6.com di lokasi , Jumat (22/1/2016) malam.

Menurut Rahmat, orang yang diamankan anggota polisi itu juga tidak ditangkap di dalam rumah. Akan tetapi, di luar rumah tak jauh dari kontrakan ini.

"Setahu saya dia diamankan warkop depan mas, di sini polisi cuma olah TKP aja dan saya juga enggak tahu yang dibawanya apa," jelas Rahmat.

"Penangkapan terduga teroris yang diamankan di Bekasi sekitar pukul 19.30 WIB, sedang membeli nasi yang juga belum sempat dibungkus juga oleh penjualnya," ujar pedagang nasi, Onah (35).

Menurut Onah, orang yang diduga teroris dan diamankan petugas memang dilakukan di warung miliknya saat hendak membeli nasi dan belum sempet memilih lauk.

"Nasinya juga belum dibungkus mas udah langsung disergap sama dua orang yang lebih dulu ada di warung sejak jam 17.00 WIB tadi," kata onah.

Kata Onah, orang yang menyergap pelaku itu memang terlihat sangar dan dirinya pun sempat heran berada di warungnya cukup lama dan hanya memesan kopi saja sambil menunggu motornya di steam di depan warung.

"Dua orang yang nangkep tak bersenjata bajunya juga bebas. Sementara, pelaku saat diamankan hanya memakai kaos buntung, celana pendek warna coklat dan pakai topi," jelas Onah.

Diakui dia, pada saat penangkapan itu juga pelaku pun belum sempat makan karena nasi juga baru mau di bungkus sehingga pada saat itu, pelaku pun sempat meminta untuk makan terlebih dahulu.

"Tapi waktu itu sama anggota yang bawa langsung dibawa nanti saja dan pelaku tetap memaksa namun akhirnya tetap dibawa anggota pergi dari lokasi dengan sepeda motornya," kata Onah.

Adapun ciri-ciri pelaku terduga teroris yang diamankan itu, kata Onah, orangnya tinggi, putih, rambutnya ikal dan gondrong dengan memakai topi. "Saya juga baru lihat dan dia juga baru keliatan beli nasi ditempat saya," ujar dia.

Ketua RT 04/01 Sanin (56) mengaku pihaknya diminta pihak kepolisian untuk menyaksikan penggeledahan rumah kontrakan yang berukuran 3x3 milik ibu Odah yang berada di kontrakan No 1 tersebut.

"Saya malah baru tahu ada terduga teroris dan saya disuruh polisi menyaksikan mereka menggeledah kontrakan yang dihuninya sejak tiga hari dengan menumpang pada temannya," kata Sanin.

Saat penggeledahan, petugas tidak ada yang menggunakan seragam polisi melainkan pakaian preman. "Hanya ada satu saja yang pakai seragam itu juga provost dengan senjata laras panjang," ucap Sanin.

Diakui Sanin, saat di lokasi dia sudah melihat kontrakan sudah digaris polisi dan saat itu pintu dibuka oleh anggota yang sudah memegang kuncinya. Selanjutnya, dia dan anggota pun masuk ke dalam kontrakan.

"Saat di dalam kondisi kontrakan kipas angin dan tivi masih menyala dan petugas mengamankan tiga handphone, buku-buku tebal tapi saya juga enggak tau buku apa itu," terang Sanin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya