Menko Polhukam: Tersangka Bom Sarinah Ada 33 Orang

Pengungkapan kasus terorisme menurut Luhut juga berasal dari terpidana yang dipinjan dari lapas-lapas untuk dimintai keterangan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Feb 2016, 01:43 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2016, 01:43 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 33 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi penembakan dan teror di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis 14 Januari lalu. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan.

"33 Orang tersangka jaringan terorisme, 1 orang ketangkap di Bima namanya Fajar. Operasi di Poso itu berjalan baik. Kita lakukan intens di sana, kita akan gunakan teknologi informasi agar kita bisa kejar mereka dengan cepat," ungkap Luhut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Tak hanya itu, pengungkapan kasus terorisme itu menurut dia juga berasal dari terpidana yang dipinjan dari lapas-lapas agar dapat keterangan yang lebih banyak.

Hal senada juga dikatakan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti. Dia mengatakan Polri telah menahan 33 orang terkait peristiwa di Jalan MH Thamrin.

"17 Orang terkait di Jalan Thamrin, kemudian yang tidak terkait langsung ada 16 orang, termasuk 6 napi teror di Nusa Kambangan dan Tangerang. Dari hasil itu, ada 3 kelompok yang berencana melakukan teror itu," ungkap Badrodin.

 

3 Kelompok teror itu, lanjut dia, mendapat dana yang berasal dari Yordania sebesar Rp 1,3 miliar serta dari Irak, dan Turki. "Dana ini sebagian ke Filipina dan Poso dan ambil secara cash. Mereka punya 9 puncuk senjata api dari Lapas Tangerang, cuma pelurunya nggak ada," ujar Badrodin.

"Kedua, kelompok Helmi ini rencananya pakai bom mobil untuk bom Polda Metro Jaya, ditangkap di Sumedang. Ketiga, kelompok Indramayu, sasarannya anggota Polri di jalan raya menusuk pakai senjata tajam dan besi. Ini rencana mereka," lanjut dia.

Dan ketiga, imbuh Badrodin, pada malam tahun baru, dilakukan penangkapan Abu Musyak di Bekasi, mereka adalah kelompok tersendiri.

"Tadinya (mereka) mau beraksi di malam tahun baru. Bom ini biayanya sangat minim, mereka kekurangan biaya, cuma Rp 900 ribu. Ancaman terorisme ini akan terjadi, karena banyak kelompok yang masih berhubungan sama Bahrun Naim, mereka lakukan motivasi dan jihad, mereka ajarin buat bom, terus siapa pun yang siap akan dikirim biayanya," tandas Badrodin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya