Yorrys: Munas Golkar Wacanakan Pemungutan Suara Terbuka

Untuk mencegah politik uang, maka dari segi biaya penyelengaraan Munas akan dikenakan pada calon ketua umum.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 23 Feb 2016, 07:27 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 07:27 WIB
yorrys

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemuda Hasil Musyawarah Nasional (Munas) Riau Yorrys Raweyai mengatakan, ada wacana Munas Golkar ke depan dilakukan dengan pemungutan suara secara terbuka.

Ia menyatakan, selain adanya perubahan pada mekanisme pemilihan dengan voting terbuka, aturan terkait batas dukungan 30 persen suara untuk calon ketua umum juga akan dihapus.

"Jadi itu cara pencegahan terhadap apa terjadi sekarang ini menjadi sorotan media bahwa ada transaksional, politik uang, dan sebagainya. Sehingga peserta akan menyampaikan secara terbuka satu nama, pilih A pilih B nanti ada tim verifikasi," kata Yorrys saat dihubungi di Jakarta, Senin 22 Februari 2016.

"Kemudian kita atur tahapan kedua, kalau sudah memenuhi persyaratan 50 plus satu otomatis dia jadi, kalau kurang 50 persen tinggal kita bicarakan apakah kita bikin proporsional 123 atau nomor satu dan dua, langsung kita lakukan lagi sekaligus, dan melahirkan ketua," imbuh dia. 

Dia mengungkapkan, untuk mencegah politik uang maka dari segi biaya penyelengaraan Munas juga akan dikenakan pada calon ketua umum berdasarkan perhitungan kebutuhan pengeluaran peserta Munas.

Maka itu, sambung dia, kepanitiaan akan menghitung berapa pengeluaran seperti transport dan penginapan sehingga para peserta tinggal datang menentukan pilihan tidak lagi berpikir masalah biaya.

"Umpama Rp 10 miliar (biaya Munas) kalau ada 5 calon ketum, maka masing-masing setor Rp 2 miliar. Ini kita akan sampaikan pada daerah," terang Yorrys.

Wacana ini akan dibahas dalam rapat pertama harian di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, malam ini. Kemudian dilanjutkan pada Rabu (23/2/2016) sore, dengan agenda menetapkan komposisi dan personalia penyelenggara.

"Kita mencoba benar-benar menjalankan Munas ini akan melahirkan satu generasi baru, kemudian satu contoh perpolitikan nasional yang digagas oleh Golkar untuk melahirkan pemimpin, sehingga menghapus stigma selama ini menjelang munas terjadi money politics dan transaksional," Yorrys menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya