Ahok: Sudah Tidak Dijajah, Ngapain Takut Sama Belanda

Keduanya kemudian bertemu di Waduk Pluit untuk melihat bagaimana Jakarta mengatur aliran air untuk mencegah banjir.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 24 Mar 2016, 21:16 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2016, 21:16 WIB
Saat Ahok Ajak Menlu Belanda Blusukan ke Waduk Pluit
Kedatangan keduanya bersama rombongan disambut hangat warga sekitar.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat lawatan balasan dari Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders. Beberapa hal menjadi perhatian sang Menlu, termasuk soal pengelolaan air dan waduk.

Keduanya kemudian bertemu di Waduk Pluit untuk melihat bagaimana Jakarta mengatur aliran air untuk mencegah banjir. Ahok pun sempat datang ke Belanda untuk melihat langsung tanggul dan waduk di Belanda.

Beberapa pihak khawatir Ahok akan menerapkan seluruh sistem yang digunakan Belanda. Termasuk reklamasi. Tapi, Ahok mengingatkan tidak perlu takut.

"Tadi gua bilang sama Menlu Belanda, enggak semua hal gua dengerin elu juga. Tadi aku becandain sama temen-temen, kita sudah enggak dijajah Belanda masih takut sama Belanda, yang bener aja," ujar Ahok di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Kamis (24/3/2016).

Sebaliknya, Ahok juga tidak segan mengungkapkan bagaimana cara Jakarta mengolah air. Termasuk keberanian Jokowi dan dirinya memindahkan ribuan orang untuk mengembalikan fungsi waduk.

"Ke orang Belanda saya bilang pernah enggak lihat orang mindahin ribuan orang. Kita pindahkan 1.200 kepala keluarga lho waktu pertama itu. Perabotan furniture lengkap, anak kasih beasiswa, bus jemput enggak bayar. Makanya mereka bilang mau bayar," pungkas Ahok.

Kunjungan ke Belanda

Sebelumnya Ahok memanfaatkan kunjungannya Belanda untuk mempelajari banyak hal. Di antaranya mempelajari sistem penanganan banjir di permukiman padat penduduk.

"Proyek-proyek yang dikunjungi bertujuan mempelajari implementasi pencegahan banjir di kawasan padat penduduk (high density area) dengan pendekatan membangun penampungan air, sementara di kawasan padat untuk menampung air hujan sehingga tidak terjadi banjir saat terjadi hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat," kata staf khusus Ahok di Belanda, Maruhal melalui pesan singkat, Rabu 23 September 2015.

Konsep penanganan banjir dengan memanfaatkan air hujan menggunakan sistem kantung air (water storage). Dengan begitu, air hujan yang turun tidak terbuang begitu saja. Sebaliknya, saat kemarau tiba, cadangan air dapat digunakan untuk oleh masyarakat.

"Water storage juga didesian untuk multi layer function yang dikombinasikan untuk public area, lapangan olah raga basket, skate board, taman terbuka untuk bermain dan parking area bawah tanah," tambah dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya