Ketua Komisi VI DPR Soroti Pembangunan Jalan di Papua Barat

Infrasturktur jalan yang baik menurut Ketua Komisi VI DPR, Achmad Hafisz akan mendekatkan sentra-sentra produksi dengan kawasan industri.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Apr 2016, 02:44 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2016, 02:44 WIB
Ketua Komisi VI DPR Soroti Pembangunan Jalan di Papua Barat
Infrasturktur jalan yang baik menurut Ketua Komisi VI DPR, Achmad Hafisz akan mendekatkan sentra-sentra produksi dengan kawasan industri.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komisi VI DPR RI, Achmad Hafisz Tohir mendorong agar pembangunan infrastruktur di Papua Barat untuk dipercepat. Hal itu disampaikan kepada Parlementaria usai melakukan Kunjungan Kerja ke Kampung Wisata Arborek, Raja Ampat, Papua Barat, belum lama ini seperti yang dikutip di laman DPR RI.

“Percepatan pembangunan infrastruktur di Papua Barat harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dengan demikian dampak dari konektivitas dan minimnya infrastruktur yang selama ini memicu disparitas harga-harga barang konsumsi dan non konsumsi dapat diminimalisir,” ujar Achmad Hafisz.

Salah satu yang menjadi sorotan, kata Achmad adalah pembangunan jalan, karena saat ini tujuan pembangunan jalan adalah untuk percepatan pelayanan infrastruktur sosial dasar masyarakat dan peningkatan infrastruktur wilayah. Infrasturktur jalan yang baik menurutnya akan mendekatkan sentra-sentra produksi dengan kawasan industri yang berpola hilirisasi seperti yang sedang dikembangkan di Teluk Bintuni saat ini.

“Prasarana jalan yang menghubungkan ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten dan antar Ibukota Kabupaten belum memadai. Hal ini dikarenakan letak geografis kota-kota/desa-desa yang berkembang berada di pesisir laut yang dikelilingi oleh hutan-hutan, rawa-rawa, sungai-sungai serta pegunungan yang sulit ditembus oleh kendaraan bermotor biasa,” jelasnya.

Anggota DPR Dapil Sumatera Selatan I ini juga menyebutkan bahwa infrastruktur di Papua Barat ini sangat kecil sekali dan faktor ini yang menghambat pembangunan.

“Orang mau investasi takut, orang mau membuka kawasan tidak ada listrik dan tidak ada jalan,” sambung Achmad Hafisz.

Padahal sebagaimana diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menganggarkan Rp 10 Triliun untuk pengembangan infrastruktur di Papua, dari jumlah itu sebesar Rp 6 Triliun dialokasikan untuk Provinsi Papua dan Rp 4 Triliun untuk Provinsi Papua Barat.

Sementara, dari APBD, Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Papua Barat dialokasikan sebesar Rp 955 Miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 759 Miliar diperuntukkan untuk pembangunan jalan. Tidak hanya jalan, menurut Achmad Hafisz pembangunan sarana dan prasarana lain yang akan memberikan multiplier efek pada perekonomian Papua Barat juga perlu digiatkan.

“Untuk itu perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara Kementerian terkait, Pemda, BUMN dan pihak Swasta,” pungkas Achmad Hafisz.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya