Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Ade Komaruddin hari ini menerima kunjungan dari delegasi anggota Parlemen Al Quds, Palestina. Pada momen itu, pria yang karib disapa Akom itu menyatakan, Indonesia siap berjuang untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
"Menyangkut soal Palestina, ini komitmen kita semua, perjuangan harga mati, kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya," kata Akom di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2016).
"Proses Yahudisasi di berbagai tempat di Palestina harus dilakukan langkah-langkah. Kita akan bicara dengan teman-teman Kaukus Palestina di parlemen," ucap Akom.
Baca Juga
Dia mengatakan, komitmen itu sudah disepakati saat KTT Organisasi Kerjasama Islam (OKI) digelar beberapa waktu lalu. Pada pertemuan yang berlangsung kurang lebih 1,5 jam itu, Akom juga menyatakan kesediaannya untuk menghadiri Konferensi Palestina yang digelar pada 30 November 2016 mendatang di Istanbul, Turki.
"Nanti parlemen di pertemuan Istanbul akan ambil langkah konkret yang memungkinkan masa depan Palestina ini jelas. Beliau-beliau (Al Quds) ini penggagasnya, Indonesia dikunjungi sebagai negara Islam terbesar dan punya komitmen besar terhadap Palestina. Kami akan perjuangkan kemerdekaan Palestina," ucap Akom.
Sementara itu Ketua DPR Al-Quds Syekh Hamid Al-Ahmar mengapresiasi sikap Indonesia , khususnya sang Ketua DPR yang serius terhadap kemerdekaan negara yang selama ini terjajah Israel itu. Ia pun optimistis langkah yang akan diambil oleh pemerintah dan DPR bisa membawa pengaruh besar untuk Palestina.
"Saya gembira karena agenda Palestina ini ada di hati Ketua DPR. Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar, karena itu Ketua DPR adalah perwakilan terbesar dalam kelompok negara-negara perlemen Islam," ujar Syekh Hamid Al-Ahmar.
"Langkah pertama adalah menjadikan Yerusalem ada di hati seluruh umat Islam, baik pemerintah dan parlemen. Juga kita nyatakan musuh kita zionis Israel tidak akan kita biarkan mereka terus jajah Yerusalem. Tentu kita tidak akan biarkan dan akan terus berjuang untuk kemerdekaan Yerusalem dan Palestina," pungkas Syekh Hamid Al-Ahmar.