17-3-1978: 'Hijrah' Massal Warga Palestina Digempur Israel

Menggunakan segala bentuk moda transportasi darat pengungsi, Palestina sebisa mungkin lari dari serangan Israel.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Mar 2016, 08:12 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 08:12 WIB
17-3-1978: 'Hijrah' Massal Warga Palestina Digempur Israel
Ilustrasi pengungsi Palestina. (Reuters)

Liputan6.com, Yerussalem - Hari ini 38 tahun silam, kekejaman Israel terus terjadi di Selatan Lebanon. Militer Zionis kerap menargetkan serangannya kepada warga sipil Palestina yang tengah mengungsi di wilayah tersebut.

Serangan yang dilakukan selama 3 hari, membuat ribuan warga Palestina 'hijrah' massal alias kabur dari wilayah tersebut. Hampir seluruh warga Palestina meninggalkan tempat pengungsiannya dan menuju Ibukota Lebanon, Beirut.

Menggunakan segala bentuk moda transportasi darat pengungsi, Palestina sebisa mungkin lari dari serangan Israel. Hal ini dilakukan karena aksi militer Israel telah menewaskan 150 orang.

Salah satu kota besar, Nabatiya, yang sempat jadi tempat tinggal pengungsi Palestina mendadak kosong. Diketahui ada 30 ribu penduduk kabur dari kota yang dekat sungai Litani ini.

Bukan cuma serangan darat, Israel juga sempat melancarkan operasi militer lewat udara. Serangan ini mengakibatkan jalan-jalan dan rumah di kota Nabatiya porak-poranda.

Serangan Israel kala itu mendapat kecaman komunitas internasional. Kecaman tersebut sama sekali diacuhkan Israel, mereka hanya melempar janji operasi militer tidak akan melebar ke wilayah Lebanon lain.

"Saya memastikan tidak ada serangan lanjutan di wilayah Lebanon lain," ucap Menteri Pertahanan Israel Ezer Weizman seperti dikutip dari BBC on This Day.

Serangan dari Israel direspons oleh Palestina. Melalui Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mereka bergeriliya melawan Israel untuk mempertahankan desa Tibnine.

Israel menyerang selatan Lebanon secara membabi buta didasari pembajakan bus di Tel Aviv 11 Maret 1975 lalu. Aksi itu menelan korban jiwa 35 orang dan cedera lebih dari 100 jiwa.

Saat itu serangan Israel ditargetkan ke Selatan Lebanon karena wilayah tersebut merupakan markas dari PLO. Mereka masuk Kota Nabitiya dari sungai Litani.

Tentara Israel diketahui masuk teritori Lebanon sebanyak 10 kilometer dari perbatasan.

Sebelum menyerang, Israel menuding wilayah Selatan Lebanon sengaja dipakai PLO untuk menyerang warga sipil dan Militer Israel.

Selain peristiwa itu, di tanggal yang sama pada 1521 pelaut Eropa Ferdinand Magellan menginjakan kaki di Filipina. Sementara pada 17 Maret 455 tercatat sebagai momen saat Maximus diangkat jadi Kaisar Romawi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya