Dekat dengan Istana, Setya Novanto Didukung Jadi Caketum Golkar?

Adanya campur tangan Istana dalam menentukan ketua umum Partai Golkar tidak dapat dihindari.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Mei 2016, 11:58 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2016, 11:58 WIB
20160507-Ini Nomer Urut Calon Ketua Umum Golkar
Sejumlah calon Ketua umum Partai Golkar bersalaman di Jakarta, Sabtu (7/5). Nomer urut tersebut akan di gunakan pada pemilihan Ketua Umum saat Penyelenggaraan Munaslub Golkar pada tanggal 15 Mei 2016 di bali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), bursa calon ketua umum Partai Golkar kian memanas. Delapan calon ketua umum yang telah ditetapkan oleh panitia telah mulai berkampanye menyampaikan gagasan dan visi misinya. 

Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute (IPPI) Agung Suprio mengatakan, para calona ketum Partai Golkar mempunyai peluang yang sama. Tidak ada figur yang dituakan dan memiliki modal besar untuk menjalani kendaraan Partai Golkar.

Namun, kata dia, adanya campur tangan Istana dalam menentukan ketua umum tidak dapat dihindari. Menurut dia, kedekatan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai ketua umum saat ini dengan Jusuf Kalla (JK), yang saat ini menjabat Wakil Presiden, akan dapat mempengaruhi sosok yang terpilih nanti.

"Sebagai ketua saat ini, Ical masih memiliki pengaruh. Demikian juga dengan JK, yang diketahui masih dituakan dalam partai ini," ujar Agung di Jakarta, Senin (9/5/2016).



Sementara Hendri Satrio, pengamat politik dari KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) menambahkan, saat ini dari 8 calon yang ada, Setya Novanto dianggap paling berpeluang karena dicitrakan memiliki dana yang tidak terbatas, bahkan ada kabar Istana juga lebih mendukung Setya Novanto.

"Pertarungan soal kekuatan finansial ‎ada di 3 kandidat, Setya Novanto, Azis Syamsuddin, dan Airlangga Hartanto. Nah, bila pertarungan ada di finansial maka ini menutup peluang caketum lain yang memiliki kekuatan finansial seperti Mahyudin, Indra, Syahrul Yasin Limpo, atau Priyo. Tapi mudah-mudahan para pemegang hak suara tidak hanya memperhatikan kekuatan finansial saja," kata Hendri.

Saat ditanya peluang caketum lain yang juga Ketua DPR, Ade Komarudin, Hendri menjawab singkat. "Dukungan untuk Akom (sebutan untuk Ade Komarudin) dari daerah besar tapi beliau pada posisi underdog," tambah Hendri.

Adanya kabar dukungan Istana untuk Setya Novanto juga diakui oleh politisi muda Golkar Ahmad Doli Kurnia. Kabar tersebut, kata Dolly, ia dapat dari salah satu sumber di lingkungan Istana.

"Sinyal dari Istana itu sudah ada, salah satu menteri sudah menyebut Setya Novanto," ujar Doli di Cikini, Jakarta, Minggu 8 Mei 2016.

Istana, menurut dia, mempunyai kepentingan besar terhadap posisi ketua umum yang mempunyai daya tawar politik tinggi. Daya tawar ini, akan mempengaruhi hasil pemilihan ketua di Munaslub.

"Sudah pasti nanti bargaining position dia tinggi. Makanya harus klarifikasi benar atau tidak?" pungkas Doli.

Hingga akhir masa pendaftaran calon ketua umum Golkar, terdapat delapan kader yang telah menyerahkan berbagai persyaratan administratif. Delapan nama tersebut yaitu Aziz Syamsuddin, Setya Novanto, Ade Komarudin, Mahyudin, Airlangga Hartarto, Priyo Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo, dan Indra Bambang Utoyo. Dua nama terakhir belakangan mundur dari pencalonan karena menolak setoran wajib sebesar Rp 1 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya