Hematnya Perjalanan Jokowi dengan Pesawat Indonesia-1

Dengan menggunakan pesawat milik negara, anggaran yang dihabiskan untuk kunjungan ke luar negeri lebih sedikit.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 19 Mei 2016, 06:43 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2016, 06:43 WIB
Presiden Jokowi Kunjungan Kerja ke Kuala Lumpur
Presiden Joko Widodo melambaikan tangan sebelum bertolak memulai kunjungan kerja dengan pesawat kepresidenan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (26/4). Kunjungan tersebut dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-26. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dan ke Rusia, 14-21 Mei 2016. Untuk menuju ke dua negara itu, Presiden Jokowi bersama delegasi Indonesia menumpang pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Sekretaris Militer Presiden Marsda Hadi Tjahjanto mengatakan, dengan menggunakan pesawat milik negara, anggaran yang dihabiskan untuk kunjungan ke luar negeri lebih sedikit.

"Kalau dulu masih sewa, bisa Rp 30 miliar. Sekarang sudah ada pesawat Indonesia-1 paling Rp 3 miliar," kata Hadi saat transit di Bandara Tomalchevo, Rusia, Rabu 18 Mei 2016.

Pesawat Indonesia-1 saat ini dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara. Para kru pesawat dari TNI AU juga diuntungkan, karena sebelumnya segala sesuatu diurus oleh maskapai Garuda Indonesia.

"Dulu kita sewa dari Garuda, jadi tahunya duduk manis saja. Kalau punya sendiri, mulai dari flight clearance, ground handling, isi bahan bakar, dan katering kita yang urus. Bahkan, rute mana yang akan dilalui juga kita," jelas Hadi.

Pesawat terbaru kepresidenan tiba di Baseops Lanud Halim, Jakarta Timur, Kamis (10/4). (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)

Para kru, khususnya pilot, dilatih dengan ketat karena mereka membawa Presiden. Hadi menceritakan, tiap beberapa bulan diadakan latihan khusus.

"Dibuat situasi, misal salah satu engine mati dan dikondisikan mendarat. Jadi kita ada latihannya," tandas Hadi.

Pertama Kali Digunakan SBY

Proses pembuatan dan modifikasi pesawat Indonesia-1 dengan seri Boeing 737-800 dimulai pada 2011. Pesawat ini dibuat dari varian Boeing Business Jet 2 yang merupakan salah satu varian pesawat buatan Boeing. Setelah selesai dibuat pada 2014, pesawat ini tiba di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada 10 April 2014.

Pesawat ini mampu membawa rombongan presiden hingga 67 orang dan terbang hingga 10-12 jam serta mendarat di bandara kecil. Interior pesawat ini terdiri atas beberapa ruangan, yaitu Ruang Rapat (Meeting Room) VVIP berkapasitas 4 orang, Kamar Kenegaraan (State Room) VVIP yaitu ruang tidur mewah yang dapat menampung 2 orang, 12 kursi eksekutif, dan 44 kursi staf.

 

Pesawat ini memiliki dua mesin CFM56-7, dengan kecepatan jelajah maksimum mencapai 0,785 Mach, sementara kecepatan maksimumnya adalah 0,85 Mach. Jangkauan jelajah maksimum mencapai 4.620 Nm (8.556 km).

Ukuran Boeing Bussiness Jet 2 mempunyai panjang hingga 38 meter dengan rentang sayap hingga 35,79 meter dan tinggi 12,5 meter. Pesawat ini mampu terbang hingga ketinggian maksimum 41.000 kaki, dengan daya jelajah 10.000 km dengan daya tampung bahan bakar 35.539 liter yang ditampung dalam enam tangki bahan bakar.

Pesawat Kepresidenan yang akan membawa Presiden Jokowi ke Tiongkok, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (9/11/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden pertama yang menggunakan pesawat ini untuk tugas kenegaraan. Pada 5 Mei 2014 Presiden SBY berkunjung ke Denpasar, Bali untuk menghadiri konferensi regional Open Government Partnership (OGP) Asia-Pasifik.

Sementara Presiden Jokowi terbang perdana menggunakan pesawat ini setelah dilantik menjadi presiden pada 29 Oktober 2014. Jokowi terbang ke Sinabung untuk bertemu dengan korban bencana erupsi Gunung Sinabung. Presiden didampingi Ibu Negara Iriana, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan putrinya Kahiyang Ayu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya