Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dikenal sebagai pejabat yang galak dan berani. Namun, dia menilai bukan sifat 'pemarahnya' yang membedakan dirinya dari politikus lain.
Menurut dia, ada hal pokok yang menjadi pembeda itu. Yakni, sikapnya yang bersih dan berani mengungkap harta kekayaan milikinya.
"Apa yang membedakan saya dengan politikus yang umum? Saya bersih, saya berani periksa harta saya, biaya hidup saya, saya berani dorong undang-undang pembuktian harta terbalik pejabat. Saya selalu katakan, kalau pejabat tidak bisa buktikan harta dari mana tidak boleh jadi pejabat," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Kemudian, dia menceritakan konsistensinya mempopulerkan transakasi nontunai sejak masih menjabat anggota DPRD di Belitung. Hal itu juga yang diterapkan di DKI. Sistem ini diusungnya untuk menjaga 'kebersihan' di lingkungan kerjanya.
"Kamu pernah enggak dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, sampai bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang. Konsisten saya teriakan itu (pembuktian harta) saya juga pejabat yang mengatakan kunci memberantas korupsi adalah tidak boleh ada transaksi tunai, seluruh Indonesia. Saya sampaikan juga, gaji mesti naik kan. Makanya kita lakukan di DKI," kata Ahok.
Hal tersebut juga yang membuatnya sulit digoyang oleh lawan politik. Beberapa waktu lalu, mantan Bupati Belitung Timur itu sempat diterpa isu korupsi dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Namun, KPK tidak menemukan bukti ada indikasi korupsi.
Dia menduga lawan politiknya sengaja mencari cara lain untuk menjatuhkan nama baiknya. Kali ini melalui kasus suap reklamasi.
"Sama kayak kasus Sumber waras kan, pengin bangkitkan opini ke orang, 'Ahok itu enggak bersih', yang dijual Ahok, Ahok punya brand apa sih? Saya bersih. Jadi bangun opini itu, jadi merek saya ini pengin dihancurin tahu enggak? Berapa banyak sih yang ngomong soal Sumber Waras saya pasti salah coba? Banyak yang ngomong. Sampai BPK saja ngomong," tukas Ahok.
Lepas Kasus Sumber Waras, Ini Senjata Politik Andalan Ahok
Ahok menilai ada satu sifat dan sikap yang membedakannya dari politikus lain.
diperbarui 16 Jun 2016, 12:34 WIBDiterbitkan 16 Jun 2016, 12:34 WIB
Pada tahun 2009, Basuki mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili Partai Golkar. Ia sukses meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II. (Dok.Liputan6.com)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Resep Cilok Kenyal Empuk: Panduan Lengkap Membuat Jajanan Favorit
Makan Bergizi Gratis, PSI: Dapur Penyedia Makanan Makin Tingkatkan Kualitas
Diguyur Hujan Salju, Pendukung Presiden Yoon Suk Yeol Tetap Berunjuk Rasa Tolak Penangkapan
Irigasi Premium Bendungan Pidekso Bikin Petani Wonogiri Punya 3 Kali Masa Tanam
VIDEO: Manchester United dan Bursa Transfer, Pemain Mana yang Berpotensi Dilego?
Transaksi Kripto Tembus Rp 556,63 Triliun dari 22 Juta Investor
11 Tips Menulis Resolusi Tahun 2025 yang Realistis dan Bikin Mudah Tercapai
Liverpool Jual Mahal, Manchester United Ketiban Apes di Januari 2025
Mimpi Biaya Haji 2025 Bisa Lebih Murah, Ini yang Perlu Dipangkas Versi Anggota DPR
Rahasia Menumbuhkan Minat Baca Anak, Salah Satunya Pendampingan Dewasa
Apple Tawarkan Diskon iPhone di Tiongkok, Buat Saingi Huawei?
Perusahaan-Perusahaan Tiongkok bakal Pamerkan Mobil Terbang hingga Produk AI di CES 2025