Liputan6.com, Depok - Kerabat dan teman-teman seangkatan menyambangi rumah Ajun Komisaris Safran di Perumahan Kelapa Dua Residence nomor A17 Jalan Tugu Raya RT 7 RW 7 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, hari ini.
Safran merupakan satu dari 13 penumpang Pesawat Polri Skytruck yang jatuh di Perairan Lingga, Kepulauan Riau (Kepri).
Teman-teman korban masih tak menyangka, rekannya turut menjadi penumpang pesawat nahas tersebut.
Advertisement
"Saya dapat kabar kemarin sore di grup di WhatsApp. Itu dada saya langsung nyesek seperti enggak percaya," kata Komisaris Polisi Supono saat ditemui di Kediaman rumah korban, Minggu (4/12/2016).
Supono mengaku telah lama mengenal dekat Ajun Komisaris Safran. Terlebih saat sama-sama menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 2004. Ia pernah menjadi teman sekamar.
"Jadi sewaktu itu sekamar bertiga, saya di kamar tengah, korban di kamar pinggir, satu lagi teman saya yang saat ini di Surabaya," ungkap perwira yang bertugas di RS Polri itu.
Selama mengenalnya, Ajun Komisaris Safran merupakan pribadi yang tegas, baik, ramah, dan bijaksana.
"Kami sangat kenal dekat sama korban, kebetulan saya temen SD-nya juga dan sering main ke sini (ke rumah korban), meski tidak satu tugas," ujar dia.
Supono menuturkan, terakhir kali berkomunikasi dengan Safran tiga pekan lalu. Dalam perbincangannya, Safran hanya menanyakan kabar. Ia berharap cerita itu bukan firasat.
"Saya tanya ada apa? Dia (korban) bilang cuma say hello aja. Udah lama enggak kabar-kabaran. Padahal, belum lama saya datang ke sini (ke rumah korban)," tutur Supono.
Ia berharap, ada mukjizat Sang Maha Kuasa seperti teman seangkatannya yang pernah mengalami kejadian serupa. Sahabat terbaiknya itu ditemukan dalam keadaan selamat.
"Semoga itu terjadi sama dia. Saya sempet berharap dia lompat, berenang, dan nantinya ditemukan dengan selamat," harap Supono.
Di tempat yang sama, Romy Subastian mengaku, Safran merupakan instruktur pilot terbaik. Dia berharap teman yang dikenalnya sebagai pribadi yang baik dan humoris itu mendapat mujizat. Korban bisa ditemukan dengan selamat, supaya bisa kumpul kembali bersama keluarga.
"Korban pernah mengajarkan saya bagaimana menjadi pilot. Di situ pikiran saya dibuat terbuka, bahwa menjadi pilot tidak mudah," kata pria yang pernah mengendalikan pesawat bareng Safran sewaktu di Polda Banten.