Cerita Ahok Disogok Jam Tangan Rp 1,8 M dan Ikan Koi Oleh PNS DKI

Ahok mengatakan, salah satu alasan dia sering memecat PNS adalah karena PNS tidak bersyukur dengan gaji besar yang mereka dapatkan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 06 Des 2016, 10:11 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 10:11 WIB
Kejaksaan Agung Tidak Menahan Ahok
Kejaksaan Agung menyatakan tidak menahan gubernur nonaktif DKI Jakarta, Ahok. (via: Bintang,com/Nurwahyunan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menceritakan pengalamannya ditawari gratifikasi jam tangan mewah seharga Rp  1,8 miliar oleh oknum PNS.

"Gaji PNS DKI sudah besar. Kepala dinas bisa Rp 75 juta. Tapi bagi mereka masih kecil, karena bisa dapatkan puluhan miliar dari komisi jual lahan," ujar Ahok di Rumah Lembang, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).

Menurut Ahok, salah satu alasannya dia sering memecat PNS adalah karena PNS tidak bersyukur dengan gaji besar yang mereka dapatkan. Oknum PNS bahkan ada yang nekad menyogoknya dengan jam tangan mewah Richard Mille.

"Dia (oknum PNS) saja bisa kasih saya jam tangan Ricahrd Mille special edition. Dia maksa ketemu di rumah, dia bilang ini tanda sayang kami ke bapak. Ini RM pak. RM apa itu? Aku agak kampungan kan, enggak ngerti," cerita Ahok menirukan perkataan oknum PNS itu.

"Dia bilang harganya bisa Rp. 1,8 M. Aku jawab, ini gratifikasi. Dia bilang, enggak ada yang tahu. Ini barang koleksi pak," kata Ahok.

Namun, setelah Ahok mengancam akan langsung membawa ke KPK, oknum PNS itu membatalkan niatnya menyogok Ahok.

"Lu kalau enggak mau bawa pulang, gua lapor KPK langsung. Saya masuk rumah marah," ucap Ahok.

Disogok Ikan Koi

Ternyata, oknum PNS itu tidak putus asa. Gagal dengan jam tangan super mahal, PNS itu berusaha membujuk dengan memberi Ikan Koi.

"Dia lihat ikan koi saya. Wah pak ini jelek ikannya, bagus koi Jepang. Saya jawab, eh lu gw kasih tahu ya pas banjir pluit, 10 hari pergi eh ikan koi gua masih hidup, ikan koi mutan, gini-gini. Karena udah biasa di air comberan sunter," ujar Ahok kemudian tertawa.

"Dia bilang, bapak kampanye butuh uang, kami semua sayang bapak, enggak laki enggak prempuan  sayang semua. Tapi sejak itu dimusuhi. Biasa sehabis cinta ditolak kan kan dimusuhi," tambah Ahok.

Ahok menyebut, selama dia mempimpin DKI, sudah melaporkan Rp 10 miliar gratifikasi ke KPK. "Kita sudah Lapor gratifikasi 10 M lebih," Ahok menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya