Asap Shisha Lebih Polutan ketimbang Asap Rokok Tembakau

Peneliti mengungkap mengisap shisha dalam ruangan menghasilkan lebih banyak karbon monoksida, gas racun, dan juga partikel polutan kecil.

oleh Liputan6 pada 26 Des 2016, 11:45 WIB
Diperbarui 26 Des 2016, 19:14 WIB
Gapri 26 Des 2016
Peneliti mengungkap mengisap shisha dalam ruangan menghasilkan lebih banyak karbon monoksida, gas racun, dan juga partikel polutan kecil.

Liputan6.com, Jakarta Tren mengisap shisha atau disebut juga dengan hookah membuat banyak kafe menyediakan “rokok” Arab ini. Padahal, asap dari shisha lebih polutan di dalam ruangan.

Peneliti mengungkap, mengisap shisha di dalam ruangan menghasilkan lebih banyak karbon monoksida, gas racun, dan juga partikel polutan kecil yang disebut PM 2.5 dalam kadar jauh lebih besar dibanding yang dihasilkan pada rokok biasa.

Dalam ruangan yang memang disediakan khusus untuk mengisap shisha, tingkat polusi udaranya jauh lebih tinggi dibandingkan ruangan merokok tembakau. Demikian menurut kesimpulan penelitian di Dubai.

“Ada kesalahpahaman yang berkembang bahwa hookah (shisha) lebih aman dibanding rokok. Merokok hookah di rumah bisa berbahaya, bukan hanya bagi perokoknya, melainkan juga bagi anak-anak dan orang lain di sekitarnya,” kata dr Michael Weitzman, yang melakukan penelitian ini.

Selama satu sesi merokok shisha, perokok bisa menghirup zat yang setara dengan asap dari 150 batang rokok.
Hookah memang sering dijadikan alternatif dari produk tembakau, misalnya tembakau kunyah. Secara global, mengisap hookah biasanya dilakukan remaja, baik laki-laki maupun perempuan.

Untuk mengetahui efek merokok shisha di ruangan tertutup, tim peneliti mengumpulkan contoh udara di 33 rumah di Dubai. Dari jumlah itu, 11 rumah menjadi tempat untuk hanya merokok shisha, 12 rumah untuk merokok tembakau, dan di 10 rumah tidak ada perokok sama sekali.

Contoh kualitas udara diambil di ruangan tempat penghuni rumah untuk merokok, baik shisha maupun tembakau, selama satu jam. Kemudian, contoh ini dibandingkan dengan rumah yang bebas dari asap rokok.

Para peneliti menggunakan penyaring udara untuk mengukur level karbon monoksida, karbon hitam, dan partikel polutan 2,5 mikron, yang bisa diserap paru-paru dan masuk ke aliran darah.

Hasilnya, kadar karbon monoksida dan polutan lain lebih tinggi di ruangan tempat merokok shisha. Sebaiknya, jangan merokok hookah di dalam rumah.




(Adv)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya