Sudan Investigasi soal Tuduhan Penyelundupan Senjata

Seraya menunggu hasil investigasi, Polri akan memberangkatkan tim ke Sudan guna menyelesaikan masalah itu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 24 Jan 2017, 08:05 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 08:05 WIB
Martinus Sitompul
Martinus Sitompul (FOTO:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas pemerintah Sudan berencana melakukan investigasi terkait dugaan penyelundupan senjata yang diduga dilakukan oleh anggota Polri yang tergabung dalam Formed Police Unit (FPU).

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan tim investigasi itu terdiri dari otoritas pemerintah hukum setempat dari dari pihak Misi Perdamaian di Darfur (UNAMID).

"Akan ada investigasi, apakah nanti memeriksa semua (anggota) atau tidak," kata Martinus saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Martinus mengaku belum mengetahui Polri nantinya juga akan turut dilibatkan atau tidak. Yang pasti, kata dia, Polri masih menunggu hasil investigasi penyeludupan senjata tersebut.

"Kita tunggu hasil investigasinya," ucap dia.

Dia menuturkan, seraya menunggu hasil investigasi, Polri akan memberangkatkan tim ke Sudan guna menyelesaikan masalah tersebut. "Diupayakan berangkat hari Rabu ini," tutur Martinus.

Aparat keamanan Indonesia yang ditugaskan Misi Perdamaian di Darfur (UNAMID) ditangkap di Bandara Al Fashir, Sudan. Pria tersebut diduga menyelundupkan senjata dan amunisi. Pelaku diduga menyelundupkan 29 senapan Kalashnikov (AK), 4 senapan, 6 senapan GM3, dan 61 pistol berbagai jenis.

Dilansir dari Sudan Media Center, kasus ini sudah ditangani oleh UNAMID. Mereka tengah melancarkan investigasi mendalam terkait penyelundupan tersebut.

Bukan Senjata Polri

Polri menyatakan senjata api itu bukan milik para pasukan perdamaian yang akan pulang ke Tanah Air. Martinus mengatakan saat antre pemeriksaan barang, ada barang lain milik orang tidak dikenal sekitar 10 meter dari bawaan mereka.

Tumpukan itu dicampurkan saat pengecekan mesin x-ray. Lantas, seorang petugas otoritas keamanan di Bandara menanyakan kepada anggota Polri terkait tumpukan barang tersebut.

"Orang itu nanya, ini Indonesia punya? Dijawab bukan, ditanya lagi dijawab bukan, ditanya lagi dijawab bukan. Sampai tiga kali bertanya ya memang bukan karena kopernya berbeda tidak ada label Indonesia. Warnanya berbeda dan bukan pasukan perdamaian Indonesia punya," ungkap Martinus.

Kemudian, seorang petugas otoritas hukum Sudan lainnya memasukan barang tersebut ke X-ray, barulah diketahui berisi senjata. "Kemudian ada tuduhan kepada FPU 8 ingin menyelundupkan senjata," tambah Martinus.

Akibat peristiwa ini, 139 anggota Polri tertahan kepulangannya ke Jakarta. Martinus memastikan barang yang dicurigai oleh pemerintah Sudan bukanlah milik anggota Polri Satgas FPU 8 yang akan berpulang ke Jakarta. Oleh karena itu, sambung dia, Polri sesegera mungkin menyelesaikan kesalahpahaman itu.

"Begitupun Polri akan mengirim personel ke Sudan untuk melihat bagaimana proses tersebut untuk mendalami dan berkomunikasi dengan pihak terkait di sana," kata Martinus.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya