Antasari, Ahok, dan Hasrat Politik

Dalam debat cagub DKI, Antasari hadir dengan menyatakan dukungan kepada Ahok - Djarot. Usai itu, ia pun mengaku cocok dengan satu parpol.

oleh Muhammad AliNafiysul QodarDelvira Hutabarat diperbarui 30 Jan 2017, 08:32 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 08:32 WIB
Antasari Azhar
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran mantan Ketua KPK Antasari Azhar dalam arena debat cagub DKI Jakarta, Jumat 1 Januari 2017, seolah mengejutkan. Dia yang datang bersama Djan Faridz hanya berlalu dan langsung duduk di jajajan kursi VIP yang disediakan untuk pendukung pasangan calon nomor urut 2.

Antasari hadir dengan mengenakan kemeja batik. Saat ditanya mendukung pasangan nomor berapa? Dia hanya menjawab singkat. "Saya dukung Jokowi," kata Antasari sambil tersenyum kepada Liputan6.com.

Ditanya apakah ia datang sebagai undangan, Antasari Azhar menjelaskan jika kehadirannya ke tempat tersebut lantaran tertarik dengan tema debat. "Ini temanya kan reformasi birokrasi dan pelayanan publik. nah KPK kan pelayanan publik, saya mau lihat ini (debat)," ucap pria berkumis tebal ini.

Usai debat cagub DKI berlangsung, Antasari keluar ruangan bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kepada awak media dia memberikan sinyal kuat menyatakan dukungannya ke salah satu calon dengan mengacungkan dua jarinya.

"Saya dukung Ahok, karena saya sudah lama tinggal di Jakarta," kata Antasari sesaat sebelum menuju eskalator.

"Saya dukung yang betul-betul pantas jadi gubernur. Saya lihat itu ada di nomor dua. Dan mudah-mudahan," Antasari menambahkan.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membantah jika Antasari Azhar mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat atas permintaan Presiden Joko Widodo. Dukungan itu murni datang dari Antasari yang menginginkan Jakarta semakin baik dan bebas korupsi.

"Enggak ada (kaitan) dengan Pak Jokowi," tegas Hasto.

Presiden Joko Widodo sendiri sebelumnya mengabulkan grasi yang diajukan Antasari pada 2016 lalu. Grasi enam tahun yang diberikan membuat Antasari bebas murni dari hukuman penjara.

Antasari Azhar yang terjerat kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen telah menjalani hukuman penuh 18 tahun penjara. Dengan perincian 7,5 tahun penjara ditambah 4,5 tahun remisi, dan 6 tahun grasi dari Presiden Jokowi. Namun begitu, Antasari tetap kukuh menyatakan dirinya tidak bersalah atas kasus pembunuhan tersebut.

Ia pun meminta kepolisian untuk segera kembali membuka kasusnya. Selanjutnya, Polri memberikan sinyal dengan terus menyelidiki pesan singkat atau SMS gelap.

"Tentunya akan melihat kasusnya sejauh mana. Tunggu penyidik bekerja," ujar Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada wartawan, Jakarta, Sabtu 28 Januari 2017.

Argo mengatakan, penanganan kasus di Polda Metro Jaya tidak ada yang spesial. Semua kasus ditangani dengan profesional. Polisi tentu memerlukan minimal dua alat bukti untuk bisa meningkatkan perkara tersebut ke tingkat penyidikan.

"Kita menunggu saja apakah ada fakta baru dari pelapor (Antasari). Semua kasus menjadi atensi," tutur dia.

Niat dari Polri itu mendapat dukungan dari PDIP. Hasto Kristiyanto yang juga Sekjen PDIP menegaskan pihaknya mantap berada di samping Antasari untuk mendampinginya mencari keadilan yang dirasa belum didapatkan dalam putusan hakim.

"Saya sampaikan saat itu ke Pak Antasari bahwa selain PDI-P berdiri di atas pilar kehidupan bangsa, kami meyakini nilai satyameva jayate artinya kebenaran akhirnya yang akan menang. Melihat satyameva jayate tersebut Pak Antasari menyatakan antusiasmenya. Dari pengalaman hidup, beliau mengalami hal itu," tegas Hasto.

Tak hanya itu, Hasto juga mengungkapkan hasrat politik Antasari. Hasto menjelaskan setelah banyak berdialog, Antasari mengaku cocok dengan gagasan-gagasan yang diperjuangkan PDIP.

"Kemarin Pak Antasari bersama Pak Djan Faridz datang ke acara Debat Pilkada DKI Jakarta. Saya sendiri sempat kaget. Begitu Pak Antasari datang, kami banyak berdialog, dan Pak Antasari menyatakan kecocokannya dengan gagasan-gagasan yang diperjuangkan PDI Perjuangan," kata Hasto seperti dikutip Antara.

Hasto juga memberikan peluang kepada Antasari untuk bergabung dengan PDIP. Ia juga membenarkan adanya penjajakan di antara kedua pihak agar Antasari bergabung ke PDIP.

"Pak Antasari jika bergabung dengan PDI Perjuangan tentunya melalui proses, dan hal ini sudah kami sampaikan ke Pak Antasari," katanya.

Sebelumnya, Antasari Azhar juga hadir pada perayaan ulang tahun ke-70 Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, Senin 23 Januari lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya