Panglima TNI Terima Banyak Curhatan Ulama Soal Aksi 112

Gatot hormat kepada Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Rais Aam PBNU karena melarang umatnya ikut aksi 112.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Feb 2017, 14:26 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 14:26 WIB
20160330-Panglima-TNI-Serahkan-SPT-Pajak-HEL
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) memberikan keterangan usai mengisi SPT Tahunan secara online di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (30/3/2016). Sebelumnya Panglima TNI mengisi SPT Tahunan menggunakan E Filling. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku sempat dihubungi sejumlah ulama dan habaib terkait aksi pada Sabtu 11 Februari 2017 atau aksi 112. Mereka curhat perihal aksi 112 yang disebut mengatasnamakan ulama seluruh Indonesia.

"Bapak Panglima, katanya itu acara para ulama. Saya protes, bahwa saya tidak ikut. Itu (yang nelepon) ada habib, ada ulama ada ustaz," ujar Gatot saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).

Lebih dari itu, Gatot memberikan hormat kepada Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Rais Aam PBNU sekaligus Ketua MUI KH Maruf Amin karena melarang umatnya ikut aksi 112. Sebab kegiatan tersebut disinyalir berbau politik.

Gatot sendiri sangat menghormati kegiatan keagamaan seperti khataman Alqur'an, zikir, doa, tausyiah dan sebagainya. Namun dia mengimbau agar kegiatan tersebut dilakukan di masjid atau tempat ibadah masing-masing, bukan terfokus satu titik di Masjid Istiqlal.

Mengingat kegiatan tersebut sangat dekat dengan massa tenang kampanye dan proses pencoblosan Pilkada serentak 2017. Dengan begitu, diharapkan suhu politik akan tenang dan damai.

"Para umat jangan meninggalkan ulamanya, yang sudah membimbing Anda semuanya di tempat masing-masing, di masjid masing-masing," kata Gatot.

"Berzikirlah di situ, tausiahlah, baca Alqur'an. Saya yakin akan lebih konsentrasi, akan lebih khusyuk, dan doanya lebih dikabulkan. Sehingga semuanya tenang," ucap Gatot.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya