Liputan6.com, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menanggapi terkait tensi politik DKI yang memanas pada ajang Pilkada DKI Jakarta ini. Isu negatif soal SARA merebak, termasuk muncul saling mengkafirkan satu sama lain.
Nasaruddin mengatakan, orang seharusnya semakin bijaksana dalam menyikapi masalah bila pemahaman agamanya sudah cukup. Yang terjadi, saat ini orang justru mudah menyalahkan orang lain.
Baca Juga
6 Potret Paus Fransiskus Ketemu Imam Besar Masjid Istiqlal, Jabat Tangan dan Cium Kening Gemakan Toleransi
Momen Haru Imam Besar Istiqlal Cium Kening Paus Fransiskus Dibalas Cium Tangan, Penuh Kasih Sayang dan Toleransi
Sosok Kayla Nur Syahwa, Siswi Tunanetra yang Baca Al-Qur'an di Depan Paus Fransiskus
"Saya katakan, seringkali orang yang gampang menyalahkan orang itu pemahaman agamanya mungkin masih perlu pendalaman. Karena kok saya yakin, semakin dalam pemahaman keagamaan setiap orang, maka akan semakin arif bijaksana," kata Nasaruddin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Advertisement
Pada dasarnya, kata Imam Masjid Istiqlal ini, setiap orang tidak akan berhenti belajar. Meski sudah menjalani pendidikan tinggi, mendalami lebih jauh ilmu pun terus dilakukan.
Bahkan dalam Islam disebutkan menuntut ilmu itu dilakukan sejak masih di ayunan (bayi) hingga liang lahat (mati). Dan, semakin dalam pemahaman agama seseorang, dia akan semakin toleran.
"Saya kok sangat yakin bahwa semakin dalam pemahaman keagamaan orang, insya Allah semakin moderat, semakin toleran, kooperatif dan semakin progres dalam pengertian kebangsaan kita," ujar dia.
Bila hal pemahaman agama itu terus didalami, mimpi besar Indonesia di masa depan akan terwujud. Termasuk menjadi kiblat peradaban dunia.
"Jadi kita kan punya obsesi kalau kiblat agama di Timur Tengah, maka kiblat peradaban di masa depan giliran Indonesia," ujar Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.