Massa Kontra Ahok Keluhkan Pengamanan Sidang

Sebanyak 14 ribu personel gabungan Polri dan TNI berjaga di sidang vonis Ahok.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 09 Mei 2017, 09:21 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 09:21 WIB
Massa Kontra Ahok Anggap Pengamanan Sidang Berlebihan
Massa Kontra Ahok Anggap Pengamanan Sidang Berlebihan (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Massa dari kubu kontra Ahok mulai memadati Jalan RM Harsono yang berada persis di depan Gedung Kementerian Pertanian (Kementan). Lokasi tersebut merupakan tempat sidang vonis kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Massa kontra-Ahok mengeluhkan pengamanan yang dirasa berlebihan. "Biasanya cuma satu lapis, ini sampai tiga lapis kawatnya," tutur Umar di sekitar Gedung Kementerian Pertanian, Selasa (9/5/2017).

Pantauan Liputan6.com, kawat berduri membentang menutupi akses Jalan RM Harsono, yakni dari depan Gedung Kementan, hingga Buperta Ragunan.

Massa berlabel Gerakan Nasional Pengawal Fakta Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) terlihat mengambil jarak sekitar 10 meter dari kawat berduri milik kepolisian. Mereka berhadap-hadapan dengan polisi anti huru-hara yang berada persis di balik kawat berduri dan kendaraan barikade.

"Kita jangan berharap untuk ribut. Kita harapkan kedamaian," teriak pimpinan massa.

Sebanyak 14 ribu personel gabungan Polri TNI berjaga di sidang vonis Ahok. Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto menjelaskan banyaknya jumlah personel yang diterjunkan ini agar sidang vonis Ahok dapat berjalan aman dan lancar tanpa gangguan apapun.

Jika melihat sidang Ahok sebelumnya yang hanya menerjunkan tiga ribu personel polisi, jumlah tersebut memang terbilang banyak. Apalagi, pada sidang vonis Ahok kali ini, pengamanan juga melibatkan unsur TNI.

Rikwanto mengatakan, penempatan personel tidak hanya di sekitar lokasi sidang, tetapi juga di beberapa titik vital di Jakarta. Sebab, sidang Ahok selalu diwarnai sejumlah aksi dari dua kubu yang berlawanan.

"Karena kita enggak boleh lengah. Bisa saja ada yang membuat kerusuhan di tempat-tempat tertentu yang jauh dari pada objek pengamanan itu sendiri. Banyaknya itu karena berbagai hal yang perlu kita amankan," terang Rikwanto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya