Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road di Beijing, Tiongkok. Sebanyak 29 Negara turut serta dalam pertemuan tersebut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, KTT tersebut mengembalikan spirit Jalur Sutra yang menghubungkan Tiongkok, Eropa, dan negara lainnya.
"Tentu karena ini, merupakan sangat penting yang namanya konektivitas sekarang. Kita bilang ini infrastruktur, ini konektivitas. Maka, kita harus mengambil manfaat dengan konektivitas ini," ucap pria yang akrab disapa JK ini di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Mei 2017.
Advertisement
Dengan penambahan konektivitas tersebut, lanjut JK, Indonesia bisa memperoleh keuntungan. Tentunya, jika pemerintah dan rakyat Indonesia bisa mengoptimalisasikan konektivitas tersebut.
"Artinya logistik akan lebih baik, perdagangan akan lebih baik," tegas JK.
Tiongkok ingin menghidupkan kembali Jalur Sutra kuno melalui dua sumbu utama, yaitu Sabuk Ekonomi Jalur Sutra atau Silk Road Economic Belt (Jalur Sutra Darat) dan 21st Century Maritime Silk Road (Jalur Sutra Laut).
Belakangan, dua konsep tersebut melahirkan Belt and Road Initiative (BRI) yang dipandang luas sebagai kebijakan luar negeri dan strategi ekonomi Tiongkok.
Indonesia masuk dalam salah satu negara yang memainkan peran dalam upaya Tiongkok menghidupkan kembali Jalur Sutra Maritim. Pasalnya, jalur yang dibangun untuk menghubungkan Timur dan Barat ini melintasi Indonesia.
Ini pula yang melatarbelakangi keputusan Presiden Xi Jinping mencetuskan gagasan 21st Century Maritime Silk Road dalam kunjungannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013.
Bagi Tiongkok, gagasan 21st Century Maritime Silk Road sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo, yakni Poros Maritim Dunia.