PDIP Usahakan Srikandi Kendeng Bertemu Megawati

Meski begitu, PDIP belum bisa memberi kepastian kapan pertemuan itu akan dilangsungkan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jun 2017, 18:32 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2017, 18:32 WIB
PDIP
Pengurus DPP PDIP Bambang DH. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Lima Srikandi Kendeng bertemu perwakilan PDIP di kantornya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Usai pertemuan itu, mereka berniat menuju rumah Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan.

Namun rencana itu diminta untuk diurungkan, lantaran pengurus PDIP akan berupaya melanjutkan aspirasi mereka kepada Megawati Soekarnoputri.

"Kami sudah tampung masukannya, kami akan teruskan ke Ibu Mega. Saya akan sampaikan untuk kapan waktu beliau berkenan," ujar Ketua Bidang Pemenangan DPP PDIP Bambang DH usai mediasi bersama Srikandi Kendeng di kantornya, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Meski begitu, pihak partai belum bisa memberi kepastian kapan pertemuan itu akan dilangsungkan. "Masih belum tahu tapi kami usahakan," lanjut Bambang.

Tujuan Srikandi Kendeng bertemu Megawati diketahui untuk mengadukan kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo atas pabrik semen di Pegunungan Kendeng yang tak kunjung dihentikan. Srikandi Kendeng menilai, dengan bertemu dengan Megawati, diharapkan bisa memberi teguran bagi kadernya Ganjar Pranowo untuk lebih pro wong cilik.

"Seolah Ibu Mega ini 'ibu' dari para kadernya, termasuk Pak Ganjar. Diharap bisa bertemu oleh ibunya gitu mas, biar anaknya nurut kalau yang bilang ibunya," kata Gunarti, perwakilan Srikandi Kendeng.

Seperti diketahui, izin pabrik semen di Pegunungan Kendeng kini tengah dikaji oleh Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang diterbitkan melalui perintah presiden kepada Kantor Staf Presiden (KSP). KLHS ini ditujukan presiden kepada Menteri LHK dan KSP untuk mengetahui kebijakan pemerintah berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam di Pegunungan Kendeng.

Namun demikian, menurut pengakuan para Srikandi Kendeng, masih ada aktivitas oleh pabrik semen tersebut yang membuat resah masyarakat. "Ada izin yang harusnya dihentikan sementara dari segala aktivitas karena sedang dikaji, tapi kegiatan pabrik semen itu masih berjalan, kami resah," tutup Gunarti.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya