Komnas Anak: Persekusi di Indonesia Lebih Menakutkan

Komnas Anak kini sudah bergerak dan mengimbau menghentikan aksi persekusi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 09 Jun 2017, 12:48 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 12:48 WIB
20160203-Komnas-PA-Datangi-Presiden-Jakarta-Faizal-Fanani
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, aksi persekusi terjadi di Indonesia lebih menakutkan dari negara lainnya. Sebab, persekusi umumnya terjadi pada negara berkonflik dan bukan negara damai seperti Indonesia.

"Di Indonesia malah jadi kesewenang-wenangan dalam persekusi, ini lebih menakutkan dari negara lain yang situasinya dalam kondisi perang kacau, karena di sana ada perbedaan pandangan politik, dan tidak seperti di Indonesia yang damai," kata Arist saat ditemui di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (9/6/2017).

Komnas Anak kini sudah bergerak dan mengimbau menghentikan aksi persekusi dengan mengajak seluruh elemen untuk berhenti menanamkan nilai radikalisme dan kebencian.

"Ini menurut kami penting, di sekolah, di rumah, di lingkungan yang terindikasi ada penanaman nilai radikalisme, kami minta untuk tidak mengajarkan pandangan tersebut pada anak," minta Arist.

Arist mengakui, data persekusi terhadap anak yang diadukan pada instansinya memang belum banyak. Namun demikian, pihaknya tidak melihat hal tersebut dari jumlah.

"Karena yang terpenting bukan jumlah aduan yang masuk, tapi praktik persekusi terhadap anak sudah ada. Data terakhir masuk ke kami adalah yang menyerang suatu etnis. Nah, ini menurut kami sebagai pertanda akan adanya potensi menyerang etnis lain, kami harus beri perhatian pada hal ini," Arist menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya