Rentan Kena Jet Lag, Jemaah Haji RI Didampingi Tenaga Kesehatan

Tim Kesehatan haji Indonesia (TKHI) disiagakan di setiap penerbangan untuk bantu atasi stres pada jemaah.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 31 Jul 2017, 13:34 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 13:34 WIB
Haji 2017
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melepas jemaah calon haji Kloter I asal Banjarnegara di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Berada dalam pesawat kurang lebih 9 jam dari tanah air ke Madinah, rentan membuat jemaah haji stres. Oleh sebab itu, peran Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) penting untuk memberikan pelayanan tentang kesehatan, khususnya di dalam pesawat.

Menurut Kasubsi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) bandara, Mirwan Yasin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jemaah haji ketika di dalam pesawat. Salah satunya penyakit masalah penerbangan seperti kesemutan atau telinga mendenging.

"Yang perlu diwaspadai penyakit Jet Lag, penyakit karena penerbangan. Biasanya itu terasa kesemutan karena kelamaan di pesawat, terus telinga mendenging. Itu jemaah haji biasanya diberitahu petugas TKHI untuk makan, untuk mengunyah," ungkap Mirwan Yasin di Madinah, Senin (31/7/2017).

Peran TKHI dalam hal ini penting untuk memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada jemaah haji. Berada di dalam pesawat menjadi hal krusial, terlebih rata-rata mayoritas jemaah haji Indonesia banyak yang baru pertama kali naik pesawat.

"TKHI ini penting, apalagi ada banyak jemaah yang mempunyai risiko di tanah air. Misalkan punya riwayat hipertensi, itu kan penting diawasi dalam perjalanan," terangnya.

Mirwan juga meminta jemaah haji memperhatikan riwayat penyakit yang dialami di tanah air. Minum obat-obatan teratur sesuai anjuran dokter, melakukan peregangan otot, dan tidak menahan buang air kecil akan membantu jemaah haji dalam perjalanan.

Mirwan menambahkan, di setiap penerbangan terdapat empat TKHI, yakni dua dokter dan dua lagi perawat.

 

Saksikan Video Menarik di bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya