Liputan6.com, Madinah - Banyak anggota jemaah haji Indonesia mengalami disorientasi atau kebingungan saat pertama kali tiba di Kota Madinah, Arab Saudi. Penyebabnya, jemaah belum terbiasa dengan lingkungan baru di Tanah Suci.
Selain itu, jemaah belum melakukan perjalanan jauh dari Indonesia ke Arab Saudi. "Sampai ada jemaah enggak berani makan dan minum, sehingga mengalami perubahan drastis. Belum lagi suhu panas dan melihat jumlah jemaah yang besar," kata Kepala Sub Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Ika Nufrida Shaleh di Kantor KKHI Madinah, Arab Saudi, Kamis (3/8/2017).
"Dan pola perubahan aktivitas, yang sebelumnya di pedesaan sekarang dan belum pernah beraktivitas jauh," dia melanjutkan.
Advertisement
Agar anggota jemaah tidak mengalami disorientasi, menurut Ika, dibutuhkan dukungan semua pihak. Yang terpenting adalah dukungan dan pengawasan dari ketua regu.
"Ya, mudah-mudahan yang muda sabar menunggu yang tua. Karena banyak jemaah tua ditinggal karena tidak sabar menunggu," ujar dia.
Dampak mengalami disorientasi, kata Ika, jemaah mengalami gangguan perilaku. "Pengobatannya adalah kita lakukan pendekatan pasien dan pendekatan sosial. Kami juga berikan obat-obatan," ujar dia.
Hari ini, ujar Ika, ada 11 jemaah tengah menjalani perawatan di KKHI Daker Madinah.
"Terbanyak pertama karena penyakit jantung, kedua penyakit saluran napas, ketiga penyakit kencing manis," tutur dia.
Sementara data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hari ini tercatat, 35.242 calon jemaah haji sudah memadati Kota Madinah dan menempati hotel di sekitar Masjid Nabawi.
Pemberangkatan calon jemaah haji gelombang pertama dari Tanah Air ke Madinah ini akan terus berlangsung hingga 11 Agustus mendatang. Daker Madinah mulai memberangkatkan jemaah haji menuju Mekah pada 6 Agustus 2017.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Â