Presiden: Krisis Rohingya Perlu Aksi Nyata, Bukan Hanya Kecaman

Presiden Jokowi memberi pernyataan tegas terkait krisis kemanusian di Myanmar. Beberapa langkah telah diambil pemerintah RI.

oleh Jennar Kiansantang diperbarui 03 Sep 2017, 21:25 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2017, 21:25 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Jokowi Jawab Hashtag #ApaKataPresiden di Jember Fashion Carnaval

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyesalkan aksi kekeraan pada etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Ia mengatakan perlu tindakan nyata untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang dialami etnis muslim itu.

"Perlu sebuah aksi nyata bukan hanya pernyataan kecaman-kecaman. Dan pemerintah berkomitmen  terus untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan juga masyarakat internasional," kata dia dalam pernyatan pers di Istana Negara, Minggu malam (3/9/2017).

Jokowi menugaskan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak. Di antaranya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus Untuk Rakhine State Kofi Annan.

Sore ini, Menteri Luar Negeri berangkat ke Myanmar. Kepergian Retno mendesak pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, serta memberikan akses bantuan kemanusiaan.

"Penanganan kemanusiaan aspek konflik tersebut, pemerintah telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan. Ini di bulan Januari dan Februari sebanyak 10 kontainer," kata Jokowi.

Sebelumnya, pemerintah Indoensia juga telah membangun sekolah di wilayah Rakhine. Sebuah rumah sakit akan mulai dibangun dari Indonesia pada Oktober mendatang di tempat yang sama.

"Indonesia juga telah menampung pengungsi dan memberikan bantuan yang terbaik," pungkas Jokowi.

 

Saksikan Video Menarik Di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya