Catatan Politikus Golkar untuk Program Makan Bergizi Gratis

Pelibatan TNI untuk pelaksanaan MBG awal sebenarnya strategi Presiden Prabowo karena lembaga teknis belum siap mengelola.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 02 Feb 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 18:00 WIB
Momen Anak-anak di Papua Ikut Membereskan Rantang Makan Bergizi Gratis, Warganet Singgung Soal Ayam Teriyaki
Momen Anak-anak di Papua Ikut Membereskan Rantang Makan Bergizi Gratis, Warganet Singgung Soal Ayam Teriyaki. (Dok: TikTok @irawansuh)... Selengkapnya

Liputan6.com, Semarang - Pemerintahan Prabowo melalui Kabinet Merah Putih berupaya memenuhi janji kampanye. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan sejak kick off pada 6 Januari 2025 lalu. 

Realisasi program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo Subianto sudah mulai uji coba di 100 kabupaten/kota dari 38 provinsi. Namanya masih uji coba, selain untuk membiasakan kerja besar berbiaya jumbo, dimaksudkan juga untuk memetakan problematika di lapangan.

Politikus Partai Golkar, Prof Dr Henry Indraguna SH MH menyebutkan bahwa pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak mudah dijalankan, membutuhkan effort dan energi besar.

"Pembentukan BGN mutlak untuk melaksanakan pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Maka ketika mereka bekerja harus fokus kepada peningkatan kualitas hidup melalui intervensi yang terstruktur dan berbasis data," kata Henry.

Ia tak menyoal jika pelaksanaan program MBG untuk saat sekarang ditangani dengan bantuan infrastruktur TNI. Sebab kesiapan lembaga yang harus mengelola juga masih belum pasti, maka TNI yang sudah berpengalaman dan teruji sangat layak untuk melaksanakan tugas ini. 

 

 

Parameter Keberhasilan

Henry Indraguna
Henry Indraguna ditunjuk jadi Plt Ketua Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) DPP Partai Golkar. (Istimewa)... Selengkapnya

Ditambahkan, program makan bergizi gratis harus menyasar usia sekolah yang tepat agar bisa berjalan dengan baik. Karena tujuan program ini untuk mengurangi angka stunting di Indonesia. 

Dalam perencanaan, MBG menyasar anak sekolah atau peserta didik dan non peserta didik berdasarkan Perpres Nomor 83/2024. Untuk anak sekolah mulai jenjang PAUD hingga SMA. Untuk non peserta didik mencakup ibu hamil, balita, serta ibu menyusui.

Parameter keberhasilan program ini sangat sederhana, yakni tercapainya tujuan.

“Dampak jangka panjang, harus ada perbaikan hasil belajar dan perbaikan gizi di tingkat PAUD saat anak tumbuh kembang,” katanya.

Untuk pelaksanaan uji coba berikutnya, Prof Henry mengusulkan agar dilaksanakan di wilayah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

“Ini nanti ada hubungannya langsung antara daerah dan warga yang tidak mampu untuk mengakses makanan bergizi," kata Henry.

Dicontohkan, pelaksanaan MBG di sekolah-sekolah sangat berdampak pada dunia pendidikan.

“Misal tingkat kehadiran di sekolah lebih tinggi karena antusiasme siswa berkumpul bersama dengan makan juga bersama-sama sehingga berdampak kepada asupan gizi tiap hari. Mengingat tidak semua beruntung mendapatkan kecukupan gizi. Selain itu, dengan MBG terlihat tingkat konsentrasi belajar anak-anak meningkat. Ini bisa dilihat karena mereka lebih banyak bertanya,” katanya.

Dampak lain adalah saat jam istirahat, kasus bullying atau perundungan akan sangat berkurang.

"Dari catatan saya yang utama diperhatikan adalah tata kelola dan monitoring harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Harus dipastikan menu MBG sesuai pemenuhan gizi anak, balita, dan ibu hamil, harus dipastikan higenitas sesuai ketentuan Kemenkes dan BPOM, distribusi yang baik sesuai dengan peruntukan penerima manfaat, dan memastikan tidak ada kebocoran dalam Program MBG ini. Ini sangat penting karena menyangkut anggaran negara yang sangat besar. Bahkan negara harus mengetatkan pos anggaran lainnya demi suksesnya Program MBG ini," kata Henry.

Seperti diketahui, pelaksana MBG di sejumlah negara memang berbeda. Mayoritas dilaksanakan Kementerian Pendidikan. Kemudian Amerika Serikat pelaksananya adalah Kementerian Pertanian. Di India, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial. 

Politikus Partai Golkar ini meyakini program makan bergizi gratis bisa berdampak secara jangka pendek dan jangka panjang. Hingga berdampak terhadap bidang akademik dan nonakademik, serta dampak secara langsung maupun tidak langsung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya