Liputan6.com, Jakarta - Data capaian kampanye imunisasi measless rubella (MR) DKI Jakarta tahun ini berada di urutan nomor dua terakhir di atas Banten. Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Veri Yonnevil menyayangkan tren yang menurun dibanding tahun sebelumnya.
Ia meminta Pemprov DKI lebih giat menyosialisasikan pentingnya imunisasi MR pada masyarakat.
Baca Juga
"Harus segera sosialisasikan itu karena ini kan banyak penolakan, kita harus cari tahu mengapa ada penolakan dari masyarakat," tegasnya.
Advertisement
Menurut dia, beragam kabar menyesatkan beredar di masyarakat. Ia mencontohkan beberapa kalangan menyebut imunisasi haram.
Ada lagi isu lain yang menyebut vaksin MR bisa menimbulkan kemandulan.
Saksikan Video pilihan di Bawah Ini:
Kendala Pemprov DKI
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto membenarkan bahwa partisipasi warga terhadap imunisasi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Iya (urutan akhir), satu sebelum Banten," ujar Koesmedi.
Menurut Koesmedi, faktor menurunnya partisipasi warga karena banyak hal, di antaranya faktor kehalalan dan kesulitan menembus sekolah swasta internasional dan apartemen-apartemen.
"Banyak masalahnya. Penolakan terhadap kehalalan, terus sekolah-sekolah internasional, apartemen-apartemen, itu kan susah dimasukin ya," kata dia.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kata Koesmedi, sudah melakukan penyuluhan agar orangtua mau mengizinkan anaknya untuk imunisasi.
"Teman-teman kita itu enggak main-main di MR ini, masuk sekolah internasional, kita ke mal-mal, kita masuk apartemen, kita masuk rumah-rumah susun, kita masuk pasar. Didatangi semua tempat-tempat hiburan, tempat-tempat rekreasi itu kita datangi semua," ucapnya.
Berdasarkan data, ada 2.446.569 anak di Jakarta yang harus diimunisasi MR untuk memutus transmisi penularan penyakit campak dan rubela. Namun, hingga 3 Oktober, anak yang sudah diimunisasi periode Agustus-September 2017 belum 100 persen atau baru sebanyak 2.241.233 anak atau 91,61 persen.
Advertisement