Rapat Komisi III DPR dengan KPK, Kapolri, Jaksa Agung Tertutup

DPR mengadakan rapat gabungan antarpenegak hukum yaitu pimpinan KPK, Kapolri, dan Jaksa Agung hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Okt 2017, 15:56 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 15:56 WIB
Kapolri Tito Karnavian RDPU dengan Komisi III DPR
Suasana rapat dengar pendapat umum (RDPU) Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian dengan Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (12/10). RDPU membahas koordinasi Polri dengan penegak hukum lainnya, pembentukan densus tipikor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi III DPR menggelar rapat kerja dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kapolri, Jaksa Agung, serta Menkumham. Rapat yang digelar sekitar pukul 10.20 WIB itu sempat ditunda. Namun, saat kembali dilanjutkan, rapat tersebut digelar tertutup.

"Ada hal penting, dari pemahaman, dari pendalaman, ada yang bersifat terbuka dan tertutup. Bagaimana kalau acara selanjutnya saya buat tertutup?" ujar Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa ketika memulai rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (16/10/2017).

Dan setelah itu, rapat kerja pun digelar secara tertutup. "Rapat selanjutnya dinyatakan tertutup untuk umum," jelas Desmond yang menjadi pimpinan rapat hari ini.

Keempat pimpinan lembaga masih hadir. Mereka adalah Ketua KPK Agus Rahardjo bersama para wakilnya, Laode M Syarif, Basaria Pandjaitan, dan Saut Situmorang. Juga hadir Jaksa Agung HM Prasetyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menkumham Yasonna Laoly.

Sebelumnya, Komisi III DPR hari ini mengadakan rapat gabungan antarpenegak hukum yaitu pimpinan KPK, Kapolri, dan Jaksa Agung. Rapat ini merupakan koordinasi antara aparat penegak hukum dalam hal penanganan tindak pidana korupsi atau tipikor. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo.

"Selama 15 tahun KPK berdiri, kita belum melihat kemajuan yang signifikan dalam menekan prilaku koruptif bahkan sebaliknya makin masif," kata pria yang karib disapa Bamsoet ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bahas Neraka

Saat rapat digelar terbuka, masing-masing pimpinan diberikan kesempatan untuk memaparkan capain, kendala, dan harapan ke depan dalam upaya pemberantasan korupsi. Termasuk mencurahkan kinerja mereka yang berbeda dengan lembaga penegak hukum lain, seperti dari sisi kewenangan dan juga jumlah sumber daya manusia.

Ada kejadian unik ketika Jaksa Agung Prasetyo selesai membacakan penjelasan mengenai kinerja lembaga yang dipimpinnya.

"Ini biar tidak tegang. Ada cerita soal mega proyek konstruksi akan dibangu jembatan penghubung surga dan neraka," kata Prasetyo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya