Hasil Pantauan Drone BNPB, Rekahan Kawah Gunung Agung Meluas

Tim dari UGM dan BNPB menerbangkan drone sebanyak empat kali guna memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Okt 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2017, 06:54 WIB
BNPB Terbangkan Drone untuk Pantau Kawah Gunung Agung
Penduduk mengamati Gunung Agung dari Desa Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (11/10). Menurut BNPB, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga PVMBG masih menetapkan status awas sejak 22 September lalu hingga saat ini. (AP/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta - Rekahan kawah Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, meluas. Hal itu berdasarkan hasil pemotretan udara menggunakan pesawat tanpa awak atau drone yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Pemotretan udara menunjukkan rekahan kawah sudah lebih luas di sisi timur dan tenggara dalam kawah," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis 19 Oktober 2017.

Dari citra satelit Planet Scope pada 11 Oktober, rekahan kawah hanya terdapat di sisi timur dalam kawah. Asap solfatara yang keluar dari rekahan tersebut juga lebih tebal.

Meski demikian, Sutopo belum merinci panjang dan lebar rekahan tersebut karena foto-foto kawah gunung api itu masih harus dilakukan model tiga dimensi agar lebih akurat.

Untuk mendapatkan foto itu, tim dari UGM dan BNPB menerbangkan drone sebanyak empat kali guna memetakan puncak kawah dan lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem. Tim beranggotakan tiga orang dengan membawa dua unit drone jenis Bufallo FX79 untuk ketinggian 4.000 meter dengan waktu terbang selama satu jam.

Tim drone karya anak bangsa itu melakukan orientasi terbang yang dilakukan di Desa Kubu, Karangasem dengan meluncurkan pesawat tanpa awak itu dari atas sepeda motor. Drone produk UGM itu terbang hingga ketinggian 2.900 meter dan tidak mencapai puncak karena angin yang terlalu kencang atau turbulensi di lereng gunung.

Percobaan Kedua

Pada percobaan kedua, tim berpindah lokasi untuk lepas landas di lapangan Amlapura yang berhasil menerbangkan drone pada ketinggian 700 meter. Kemudian tim pengendali mencoba penerbangan ketiga yang membuat drone terbang pada ketinggian 3.995 meter dan pada penerbangan keempat kalinya, drone terbang hingga ketinggian 4.000 meter.

"Drone berhasil melewati puncak Gunung Agung pada dua jalur penerbangan dengan lebar 600 meter," kata Sutopo.

Dia menambahkan, sebanyak 400 buah foto udara didapatkan dari dua jalur itu dan selanjutnya foto itu akan dilakukan pembuatan model tiga dimensi kawah Gunung Agung sehingga analisis morfologi dan spasial bisa dilakukan dengan akurat.

Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG pada Kamis 19 Oktober antara pukul 12.00 Wita hingga 18.00 Wita, secara visual teramati asap kawah bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 m sampai 200 m di atas kawah puncak.

Kegempaan masih tinggi ditandai dengan tremor non-harmonik sebanyak 3 kali, gempa vulkanik dangkal 58 kali, gempa vulkanik dalam 104 kali dan gempa tektonik lokal 17 kali.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya