Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto menyarankan pengelolaan tiket masuk Taman Safari Indonesia (TSI) tidak lagi dilakukan manual. Sebab, hal ini berdampak pada kemacetan dan berimbas pada lalu-lintas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.
"Dibuat tiket elektrik, sehingga masyarakat dari jauh-jauh hari dapat memesan tiket dan lebih mudah masuk ke dalam Taman Safari Indonesia," kata Agung melalui pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (25/12/2017).
Baca Juga
Cegah Wisatawan Kena Pungli Joki Rp850 Ribu, Traveler Bagikan 7 Jalur Alternatif ke Puncak Bogor
Meresahkan Wisatawan, Belasan Joki hingga Pak Ogah di Jalur Alternatif Puncak Diciduk Petugas
Viral Pungli Joki Pemandu Jalur Alternatif Puncak Bogor Rp850 Ribu, Apakah Permintaan Maaf Pelaku Cukup Loloskan dari Jerat Hukum?
Tidak hanya itu, dia meminta petugas TSI juga jemput bola agar antrean kendaraan yang ingin memasuki wahana TSI tidak terlalu mengular.
Advertisement
"Apabila terjadi antrean panjang pada ticketing, maka yang dilakukan para petugas pelayanan TSI adalah diasong atau didatangi setiap kendaraannya, baik mendata jumlah orang di dalam kendaraanya, sehingga lebih cepat dalam pembayaran tiket," kata Agung.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, AKP Hasby Ristama, mengatakan bahwa kemacetan yang terjadi akibat membeludaknya pengunjung TSI yang mengular hingga Pasar Cisarua, pada Senin (25/12/2017).
Kapolda, kata Hasby, sempat memantau jalur Puncak dengan menggunakan sepeda motor dari Pos Gadog menuju Taman Safari Indonesia.
Usai mengecek jalur Puncak dan Taman Safari, Kapolda melanjutkan pengecekan menuju Jalur Nagreg. Jalur ini adalah penghubung menuju destinasi wisata di Pangandaran dan Garut.